Lima sehat empat sempurna dengan minum susu itu dianggap biasa di Papua, tanpa enam lengkap. Enam lengkapnya apa itu, yaitu makan sirih pinang.
Ya, emat sehat lima sempurna, enam lengkap dengan makan pinang.
Jika di daerah lain, sirih pinang hanya disajikan pada saat upacara adat atau acara pembayaran mas kawin atau penyambutan tamu penting. Jadi hanya momen-momen tertentu saja keberadaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain halnya di Papua, makan sirih pinang adalah menu sehari-hari. Tumbuhan ini bisa dimakan kapan saja, pagi, siang, sore, malam.
Dari anak kecil hingga orang dewasa makan pinang. Dari pejabat hingga tukang ojek pun melakukannya.
Sejak kapan orang Papua makan pinang? Sejak balita, mereka sudah mengunyah pinang.
Buah pinang terlebih dahulu dikunyah oleh ibunya. Setelah lembut baru dikasihkan ke anaknya.
Jika di daerah lain pinang dimakan dengan daun sirih, di Papua pinang dimakan dengan buah sirih dan kapur.
Bahkan saking populernya pinang, sudah dianggap sebagai snack harian. Di Papua dikenal pinang ojek, pinang yang dijual eceran per biji seharga Rp 2 ribu, itu sudah satu paket dengan satu buah sirih dan kapur.
Sejak kapan budaya makan pinang ada di Papua? Budaya ini pertama kali dikenalkan oleh orang Austronesia, 3000 tahun yang lalu. Mereka datang dari Taiwan ke Papua, membawa budaya makan pinang.
Pada mulanya budaya ini hanya dikenal di pesisir dan pulau-pulau lepas pantai Papua saja. Dalam perkembangannya kemudian budaya ini hingga sampai pegunungan Papua.
Kenapa bisa begitu?
Mahasiswa atau pelajar dari pegunungan Papua yang studi di Kota Jayapura, mereka mencoba mengikuti budaya makan pinang. Setelah mereka selesai studi, budaya ini dibawa dan diperkenalkan ke kampung halaman mereka.
Sedangkan, pohon pinang tidak bisa tumbuh di daerah pegunungan Papua. Untuk itu, berkarung-karung buah pinang dikirim dari Sentani Jayapura ke pegunungan Papua dengan pesawat kargo.
Tentu saja harga pinang di pegunungan Papua, harganya berlipat-lipat.
---
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum