Bandara Soetta Diklaim Diminati Investor Asing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bandara Soetta Diklaim Diminati Investor Asing

CNBC Indonesia - detikTravel
Senin, 28 Des 2020 05:02 WIB
Jadwal penerbangan di Bandara Soetta terdampak kedatangan Habib Rizieq. Tak sedikit penumpang yang melakukan reschedule jadwal penerbangan hingga refund.
Investor asing tertarik kelola Bandara Soekarno Hatta (Rifkianto Nugroho/detikFOTO)
Jakarta -

Deputi Bidang Koordinasi Investasi Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan Bandara Soekarno-Hatta diminati investor asing. Dari mana?

Dikutip dari CNBC Indonesia, Senin (28/12/2020), Seto bilang ada asset manager asal Inggris yang tertarik mengelola Bandara Soetta. Dia mengaku telah bertemu dengan salah satu asset manager asal Inggris itu. Asset manager yang sudah ditemuinya itu merupakan pengelola dua bandara di Inggris.

"Ada dua yang mereka kelola di Inggris dan mereka sangat tertarik sekali untuk ikut masuk dalam pengelolaan bandara di Indonesia. Misalnya yang besar-besar, di Indonesia ada di Soekarno-Hatta," ujar Seto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita bisa optimalkan aset yang kita miliki sekarang. Artinya kalau kita investasi mengundang investor di sektor bandara. maka kita mencari strategic partner bukan hanya financial partner," dia menambahkan.

Seto mengatakan strategic partner itu diharapkan bisa meningkatkan pengelolaan bandara. Misalnya, peningkatan traffic pesawat yang lebih banyak.

ADVERTISEMENT

"Misal dari Inggris bisa langsung ke Indonesia ke Jakarta tanpa di middle east (timur tengah) ataupun transit di Singapura gitu," ujarnya.

"Selain itu, misalnya dalam pengelolaan bandara, pengelolaan terminal, pengelolaan yang berasal dari penumpang dan pesawat. Tipe-tipe aset seperti ini kita ingin mencari strategic partner bukan hanya finansial partner," lanjut Seto.

Masuknya investor asing itu merupakan salah satu langkah mewujudkan SWF (Sovereign Wealth Fund) yang bernama INA (Indonesia Investment Authority) pada awal tahun depan.

SWF merupakan sumber pembiayaan pembangunan yang baru, yang tidak berbasis pinjaman, tetapi dalam bentuk penyertaan modal atau ekuitas.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini keberadaan INA akan menyehatkan ekonomi dan badan usaha milik negara (BUMN), terutama di sektor infrastruktur dan di sektor energi. Saat ini sudah ada beberapa negara yang menyampaikan ketertarikannya, antara lain dari Amerika Serikat, Jepang, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Kanada.




(fem/fem)

Hide Ads