Athena sepi seperti kota mati. Semua karena pandemi virus Corona.
Jalan-jalan Plaka yang berkelok-kelok, yang dibangun jauh sebelum kota menerapkan sistem jaringan, senyap. Toko-toko bersembunyi di balik daun jendela aluminium.
Wisatawan yang biasanya memadati jalanan dan toko-toko di pusat kota bersejarah yang membentuk setengah lingkaran di sekitar Akropolis senyap. Tidak ad pejalan kaki dan pengendara mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada bagusnya juga sih, monumen kuno sedikit lebih mudah dilihat dari kejauhan, lebih sedikit klakson yang berbunyi di lalu lintas, dan kucing jalanan bisa lebih leluasa bergerak.
Yunani memang sedang menutup diri. Bukan cuma sekali, namun dua kali.
Pertama, saat musim semi yang berhasil membuat jumlah kasus COVID-19 di Yunani rendah. Kedua, pemerintah kembali melakukan lockdown setelah angka kasus meningkat di musim panas.
Penutupan wikayah itu disertai dengan larangan buka restoran, kedai kopi, dan usaha tidak esensial yang justru merupakan bisnis yang terkait pariwisata. Nah, pariwisata merupakan tulang punggung pemasukan Yunani.
Jumlah pengunjung yang bepergian ke negara itu anjlok 76,1 persen selama 10 bulan pertama tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran merosot 77 persen, menurut data bank sentral yang dirilis minggu ini.
Yunani diperkirakan mengalami kontraksi 10,5 persen dari produk domestik bruto tahun ini dibandingkan dengan rata-rata Uni Eropa yang diperkirakan 7,4 persen, sementara rasio utang terhadap PDB ditetapkan melonjak menjadi 208,9 persen yang mengejutkan.
Baca juga: Acropolis yang Makin Ramah Difabel |
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol