China mendorong puluhan juta pekerja migran untuk tidak mudik saat liburan Tahun Baru Imlek pada Februari 2020. Terkait penyebaran virus Corona.
Kendati Wuhan sebagai epicentrum virus Corona telah berpesta tanpa masker dan membuat kerumunan saat tahun baru 2021, China masih pasang kuda-kuda menghadapi wabah virus Corona. Salah satunya, potensi mudik besar-besaran saat Imlek.
Komisi Kesehatan Nasional meminta agar larangan mudik saat Imlek itu diterapkan di seluruh provinsi di China. Tapi, hak setiap warga juga harus diperhatikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antaranya, dengan memberikan uang lembur kepada pekerja yang tidak mudik. Atau, penawaran kesempatan untuk berlibur di lain hari.
Langkah lain yang ditempuh China menyambut Imlek adalah dengan mengumumkan liburan lebih awal untuk siswa sekolah. Selain itu, turis diminta untuk tidak mengunjungi Beijing selama liburan.
"Pemerintah daerah harus meningkatkan upaya publisitas untuk mendorong perusahaan dan institusi untuk mengimbau pekerja untuk berlibur di tempat kerja," kata komisi itu dalam sebuah pemberitahuan di situsnya dan dikutip AP.
Tahun Baru Imlek, atau Festival Musim Semi, tradisinya merupakan waktu ketika keluarga berkumpul untuk makan dan mengunjungi kuil, serta menonton pertunjukan kembang api.
Bagi puluhan juta buruh, ini berarti melakukan perjalanan jarak jauh dengan kereta api, pesawat, dan bus ke kampung halaman mereka di pedesaan. Tradisi itu bahkan dilabeli sebagai migrasi manusia tahunan terbesar di dunia.
Jutaan orang Tionghoa kelas menengah juga menggunakan kesempatan ini untuk berlibur di dalam dan luar negeri. Selama periode sekitar enam minggu, biasanya terjadi 3 miliar perjalanan.
Bersamaan dengan larangan mudik itu, China sedang mengampanyekan vaksinasi 50 juta orang sebelum liburan Tahun Baru Imlek.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol