Turis Kaget Lihat Kondisi Bali, Pedagang Sampai Memohon Beli Barang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Turis Kaget Lihat Kondisi Bali, Pedagang Sampai Memohon Beli Barang

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 05 Jan 2021 10:09 WIB
Bali saat libur akhir tahun 2020.
Pasar Seni Ubud saat libur akhir tahun 2020 (istimewa/Prabas)
Denpasar -

Pandemi COVID-19 begitu memukul pelaku pariwisata di Bali, tak terkecuali para pedagang di Pasar Ubud. Tak sedikit yang sampai banting harga.

Bali dewasa ini, tak lagi sama dengan yang dulu sebelum pandemi. Jalanan yang sepi hingga tokok-toko yang tutup, menjadi pemandangan lumrah di Bali kini.

Turis yang tadinya menyesaki jalanan Kuta hingga Legian kian sepi, seiring dengan penutupan Indonesia untuk turis asing sejak pandemi mengganas di tanah air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana juga dijumpai oleh salah satu wisatawan lokal bernama Prabas yang baru saja pulang dari libur akhir tahunnya di Bali Desember lalu. Pergi berwisata dengan istrinya naik mobil, ia mengaku kaget dengan suasana Bali kini.

Bali saat libur akhir tahun 2020.Pasar Seni Ubud Foto: (istimewa/Prabas)

Salah satunya adalah ketika ia dan istrinya pergi belanja kerajinan tangan di Pasar Seni Ubud. Populer di kalangan turis, pasar ini diketahui menjual aneka kerajinan tangan yang memang lebih mahal dari pasar lainnya di Bali.

ADVERTISEMENT

Hanya saking sepinya, para pedagang di Pasar Seni Ubud sampai rela banting harga hingga memohon pada wisatawan lokal untuk membeli barang dagangannya demi menyambung hidup.

"Semua di Bali diskon. Hal yang paling gue sedih, istri gue suka kerajinan. Ke Pasar Kesenian Ubud ada tiga kali, sekarang kondisinya sudah 180 derajat," cerita Prabas.

Taruh lah harga untuk sebuah kerajinan kayu yang awalnya dihargai hingga 300 ribu rupiah, bisa ditawar sampai 200 ribu rupiah.

"Mereka kayak begging sampai segitunya ke semua turis yang lewat," ceritanya.

Roadtrip Jakarta Bali di akhir tahun 2020.Kawasan Kuta yang sepi Foto: (istimewa/Prabas)

Namun, diakui olehnya kalau masyarakat Bali begitu kuat dalam menghadapi kondisi yang sulit dewasa ini. Senyum ramah tetap diberikan oleh mereka bagi wisatawan.

"Main Atv juga di Ubud harusnya main 2 jam Rp 1,7 juta jadi Rp 450 ribu 2 jam. Dan yang gue salut, orang lokal Bali tetap senyum dan gak ada yang ngeluh," ujarnya.

Menurut salah satu masyarakat Bali yang ditemuinya, Pulau Dewata memang sudah sepi sejak pertengahan tahun 2020 lalu. Namun, kondisinya perlahan mulai membaik di momen libur akhir tahun kemarin.

"Soalnya dari bulan April seperti kota mati, sekarang sudah mulai pelan-pelan. Mulai rame, mereka masih bersyukur," tutupnya.

Tak hanya di Ubud, suasana sepi juga Prabas temui di Legian, Kuta dan Uluwatu, Bali. Mungkin hanya Canggu saja yang masih ramai di kalangan turis.




(rdy/ddn)

Hide Ads