Wow! Ada Jerapah Kurcaci di Afrika

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wow! Ada Jerapah Kurcaci di Afrika

Femi Diah - detikTravel
Selasa, 12 Jan 2021 08:41 WIB
Jerapah kerdil di Namibia
Jerapah kerdil di Namibia (Foto: giraffeconservation.org)
Jakarta -

Jerapah memiliki keunggulan kompetitif dengan tinggi badannya. Tapi, di Afrika ada jerapah kerdil seperti kurcaci.

"Sungguh menakjubkan apa yang ditemukan oleh para peneliti kami di lapangan," kata Julian Fennessy, salah satu pendiri Yayasan Konservasi Jerapah, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/1/2021).

Sebagian besar jerapah tumbuh hingga 4,5 sampai 6 meter. Tapi, rupanya di Namibia ditemukan jerapah dengan tinggi yang tidak biasa, 'cuma' 2,6 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga tahun sebelumnya, mereka juga menemukan jerapah setinggi 2,8 meter di taman margasatwa Uganda.

Mereka mempublikasikan temuan itu lewat British Medical Journal pada akhir bulan lalu.

ADVERTISEMENT

Dalam kedua kasus tersebut, jerapah memiliki leher panjang tetapi kaki pendek dan gempal.Kondisi itu tidak biasa. Skeletal dysplasia, nama medis untuk kondisi tersebut, lebih kerap dialami manusia dan hewan peliharaan, tetapi jarang terlihat pada hewan liar.

Rekaman yang diambil oleh yayasan menunjukkan jerapah Uganda berdiri di atas kaki yang kekar dan berotot di sabana kering di taman nasional Air Terjun Murchison di Uganda utara. Jerapah pendek itu berdiri di belakang jerapah lain yang lebih tinggi dengan kaki panjang.

"Jerapah tumbuh lebih tinggi untuk mencapai pohon yang lebih tinggi," kata Fennessy.

Dia menambahkan kemungkinan besar secara fisik tidak mungkin bagi jerapah kurcaci itu untuk menghasilkan keturunan dengan jerapah yang berukuran normal.

Saat ini, jerapah masuk kategori rentan atau nyaris punah. Ya, jumlah mamalia tertinggi di dunia itu telah menurun sekitar 40 persen selama 30 tahun terakhir menjadi sekitar 111.000.

"Ini karena sebagian besar hilangnya habitat, fragmentasi habitat, pertumbuhan populasi manusia, lebih banyak lahan yang dibudidayakan," kata Fennessy.

"Itu dikombinasikan dengan sedikit perburuan dan perubahan iklim," dia menambahkan.

Saat ini, upaya konservasi dilakukan untuk mengembalikan status jerapah bukan lagi sebagai kategori rentan. Para peneliti optimistis jumlahnya bakal pulih dalam dekade terakhir.




(fem/ddn)

Hide Ads