Madonna dilaporkan mengunjungi lima negara dalam tempo tiga pekan kendati pandemi virus Corona belum mereda. Start terbang dari Los Angeles, Madonna menempuh jarak 18.180 km dengan jet pribadi.
Madonna, 62, memulai penerbangan itu dari LA, kemudian menuju London serta terbang ke Malawi dan Kenya. Dia ditemani oleh kekasihnya, Ahlamalik Williams, 26.
Kabarnya, untuk perjalanan yang wow itu, diva pop sejagat itu harus merogoh kocek mencapai 630 juta pound sterling atau sekitar Rp 12,05 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Wow! Ada Jerapah Kurcaci di Afrika |
Perjalanan musim dingin nan mewah itu dimulai pada malam Natal. bersama-sama Williams dan anak-anaknya, David Banda, 15, Mercy James, 14, serta si kembar Estere dan Stella, mereka terbang dari LA ke London.
Kemudian pada 28 Desember, Madonna dan putra pertamanya dari hasil pernikahan dengan Guy Ritche, Rocco, 20, terbang ke Afrika. Menuju Malawi lebih dulu, kemudian transit di Mesir.
Mereka tinggal selama sepekan di Malawi dan berjumpa dengan Presiden Lazarus Chakwera, serta menemui penduduk lokal. Madonna juga mendatangi rumah sakit yang dibangun olehnya.
Selain itu, Madonna dan anak-anaknya mengunjungi sekolah untuk anak yatim piatu yang tidak jauh dari Blantyre. Sang Madonna datang ke sekolah itu juga untuk memotong pita sebagai tanda peresmian secara resmi grand opening Madame X Dance Studio.
"visiting home away from home at home of hope."
Malawi dan Madonna memang memiliki kedekatan. Dari negara ini, Madonna mengadopsi anak. Madonna mengadopsi David pada 2006. Waktu itu, David yang lahir di Lipunga masih berusia 13 bulan.
Mercy, yang juga dari Malawi, diadopsi pada 2007, saat masih berusia empat tahun dan menderita malaria. Si kembar Stella dan Etsere diadopsi pada 2017. mereka juga berasal dari Malawi. Keduanya tinggal di panti asuhan di Mchinji selama dua tahun sebelum diadopsi.
Barulah pada hari Rabu, Madonna menuju Kenya. Dia baru saja mengunggah video saat bersama-sama dengan suku Pokot yang ada di Lembah Baringo, Kenya barat.
"Menghabiskan waktu bersama Suku Samburu selalu menjadi sebuah kehormatan. Mereka ksatria nomaden dan di sini para pria bernyanyi, menari, dan bercerita untuk menarik perhatian para wanita."
Baca juga: 10 Fakta Umoja Desa Tanpa Pria di Kenya |
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!