Jakarta -
Traveler mungkin pernah berpikir bagaimana pesawat yang berukuran besar dan berat dapat terangkat dan terbang di angkasa? Jawabannya tentu dengan kecanggihan teknologi yang memanipulasi gaya.
Sebagaimana diketahui, pesawat masa kini terbuat dari metal yang menyebabkan bobotnya menjadi berat. Berat pesawat jumbo jenis Boeing 777-300 ER misalnya, dapat mencapai 150 ton. Itu belum termasuk berat penumpang, barang bawaan, bahan bakar, hingga mesinnya.
Agar dapat terangkat, cara kerja pesawat pada dasarnya adalah memanipulasi atau menyeimbangkan berbagai gaya yang ada di bumi. Menurut Live Science, ada 4 gaya yang digunakan pesawat untuk dapat terbang, yaitu gaya angkat, gaya gravitasi, gaya hambat, dan gaya dorong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gaya angkat digunakan untuk mengangkat pesawat, gaya gravitasi untuk membuat pesawat mendarat dan tetap di tanah, gaya hambat untuk menghambat pesawat maju, dan gaya dorong digunakan agar pesawat dapat bergerak maju.
Ilustrasi pesawat. Foto: iStock |
Ketika pesawat sedang diparkir, ada gaya gravitasi dan gaya sembarang dari molekul udara yang menyebabkan pesawat tetap berada di darat. Supaya pesawat ini bisa terangkat, dibutuhkan gaya angkat yang lebih besar daripada gaya gravitasi.
Untuk mengakalinya, dibuatlah sayap pesawat yang agak melengkung. Pada saat pesawat bergerak maju, molekul udara akan menggempur bagian bawah sayap pesawat sehingga menimbulkan gaya dorong ke atas.
Selain itu molekul udara di bagian atas pesawat juga akan bergerak lebih cepat daripada bagian bawah sehingga akan membantu pesawat terdorong ke atas.
Jika traveler masih ingat pelajaran fisika, praktik ini merupakan contoh penerapan dari gaya Newton III yang menyatakan aksi sama dengan reaksi.
Selain soal sayap, dorongan ini juga didapatkan pesawat dari mesin yang membuat pesawat dapat bergerak dengan kecepatan tertentu.
Dikutip dari CNN, mesin jet adalah bagian penting yang menempel di bagian sayap pesawat. Mesin ini mengandalkan udara untuk dapat bekerja.
"Ada empat kata untuk menggambarkan mesin jet yakni menghisap, menekan, ledakan, menghembuskan," kata Michael McCree, seorang insinyur perbaikan mesin Trent XWB Rolls-Royce.
Langkah pertama adalah menghisap. Kipas di bagian depan mesin jet akan menghisap udara dan 80 persen dari udara akan melewati mesin dan meniupkan udara keluar dari belakang. Mesin ini dapat menghisap hampir 57 juta liter udara.
Mesin pesawat. Foto: (iStock) |
Kipas berputar melalui mesin inti yang mengambil 20 persen bagian udara lainnya dan menekannya. Proses pengompresan ini membuatnya semakin kecil.
Kemudian udara akan bercampur dengan bahan bakar dan kemudian dinyalakan melalui pengapian. Proses itulah yang menyebabkan adanya ledakan.
Bagian terakhir adalah saat kompresor semakin kecil maka turbinnya semakin besar yang menghasilkan lebih banyak tenaga. Udara akan melewati dan berputar di setiap langkahnya.
Nah, jika sudah tahu cara kerja pesawat agar bisa naik, turun, dan maju, pesawat juga perlu dikendalikan sesuai dengan tujuan penerbangan. Pengendalian ini menggunakan sejumlah perangkat.
Selanjutnya: perangkat pengendali pesawat
Setidaknya ada 3 perangkat utama yang harus dikuasai pilot ketika menerbangkan pesawat, yaitu aileron, elevator, dan rudder.
1. Aileron
Aileron digunakan pilot ketika pesawat akan berguling ke kanan atau ke kiri. Perangkat ini terletak pada sayap dan bergerak di sumbu longitudinal yaitu sumbu yang memanjang dari hidung hingga ekor pesawat.
Aileron itu dikendalikan melalui stick control yang berada di cockpit. Pergerakan aileron ini berkebalikan antara sayap kiri dan kanan. Misalnya jika pilot ini berguling ke kanan, pilot harus menggerakkan stick ke kanan sehingga aileron sebelah kanan akan naik dan aileron kiri akan bergerak turun.
Ilustrasi cockpit. Foto: iStock |
2. Elevator
Jika aileron digunakan untuk berguling ke kanan atau kiri, elevator digunakan untuk melakukan pitch yaitu menaikkan atau menurunkan hidung pesawat pada sumbu lateral.
Elevator ini terletak pada bagian ekor atau horizontal stabilizer. Elevator juga dikendalikan menggunakan stick control yang berada di ruang cockpit.
Jika ingin menaikkan hidung pesawat, pilot akan menarik stick control ke belakang. Sebaliknya, jika ingin menurunkan hidung pesawat, pilot mendorong stick control ke depan.
3. Rudder
Terakhir ada rudder yang letaknya ada di ekor pesawat, tepatnya vertical stabilizer. Fungsi ini digunakan pesawat untuk berbelok ke kiri atau ke kanan pada sumbu vertikal pesawat.
Berbeda dengan aileron dan elevator, rudder dijalankan menggunakan rudder pedal di cockpit. Pedal ini ada dua yang masing-masing berfungsi untuk belok ke kiri atau ke kanan.
Cara kerjanya, pilot cukup menginjak pedal kiri untuk berbelok ke kiri. Pada saat itu bagian ekor akan bergerak ke kanan sedangkan hidungnya bergerak ke kiri.
Sebaliknya, jika ingin berbelok ke kanan, cukup injak pedal kanan sehingga ekor bergerak ke kiri dan hidung bergerak ke kanan.
Jika pesawat akan bermanuver, misalnya belok sambil turun, pilot harus mengkombinasikan fungsi-fungsi tadi.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol