Wolverine yang tergolong satwa langka dan lihai bersembunyi dari manusia, akhirnya tertangkap kamera di AS. Momen ini pun dianggap bersejarah.

Menunggu momen satwa langka muncul dibutuhkan kesabaran. Tapi kalau akhirnya aktivitas hewan ini tertangkap kamera, tentu banyak pihak yang turut bahagia.

Itulah yang dirasakan pengelola Taman Nasional Yellowstone di Amerika Serikat (AS) ketika mendapati salah satu mamalia paling langka yang menghuni taman itu akhirnya tertangkap kamera. Mamalia itu adalah wolverine.

Video aktivitas wolverine ini kemudian diunggah di laman Facebook Yellowstone. Dalam video yang diambil pada 4 Desember 2020 itu, tampak seekor wolverine berlari di tengah salju.

Penampakan itu merupakan yang pertama tertangkap kamera jarak jauh sejak peralatan dipasang pada 2014. Tujuan pemasangan ini awalnya untuk memantau populasi cougar.

"Bulan lalu, ahli biologi taman sangat senang menemukan salah satu mamalia paling langka di Yellowstone melalui kamera jarak jauh yang diletakkan di luar area mata air panas mammoth," tulis pengelola Yellowstone dalam laman Facebook.

Mereka juga menulis bahwa wolverine merupakan mamalia yang tingkahnya paling sulit dipahami.

Dilansir dari Travel and Leisure, Rabu (20/1/2020) wolverine merupakan mamalia karnivora (pemakan daging) berukuran sedang yang masuk dalam keluarga musang. Mereka biasanya hidup di dataran tinggi dan hutan. Mereka memilih tinggal di bagian taman dengan kepadatan rendah sehingga jarang terdeteksi.

Taman Nasional Yellowstone mengatakan, hanya ada tujuh wolverine yang terdokumentasi di sana dan hutan sekitarnya antara tahun 2006-2009. Tujuh ekor wolverine ini terdiri atas dua betina dan lima jantan.

Populasi wolverine pun diprediksi akan semakin menyusut di tengah perubahan iklim dan tingkat reproduksi yang rendah. Populasinya akan terbatas untuk hidup di Pegunungan Rocky, Pegunungan Sierra Nevada dan wilayah Yellowstone pada 2050.

Merosotnya populasi wolverine di AS sudah mulai terjadi pada tahun 1930-an. Itu terjadi karena penangkapan komersial dan upaya pengendalian predator di 48 negara bagian.