AirBnb menggunakan media sosial untuk mengidentifikasi tamunya yang tergolong kalangan ekstremis. Hal ini mereka lakukan demi mencegah ekstremis menggunakan layanan mereka.
Diberitakan Fox News, AirBnb mengonfirmasi bahwa mereka menggunakan media sosial palsu untuk melacak orang-orang terkait teroris, kelompok kriminal terorganisir, dan kekerasan rasis. Airbnb telah menggunakan akun palsu di Facebook, Twitter, dan forum online lainnya untuk mengidentifikasi pengguna yang terkait dengan berbagai kelompok pembenci.
Nantinya tim AirBnb akan menghindari interaksi dengan individu dan hanya akan mencari unggahan publik untuk membuat keputusan. Karena banyak pengguna menautkan akun Airbnb dengan akun Facebook mereka, hingga anggota tim dapat dengan mudah mengambil tindakan dalam kasus tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kerusuhan di Gedung Capitol AS beberapa waktu lalu, Airbnb mengatakan telah mengambil tindakan yang lebih agresif untuk mencegah anggota kelompok pembenci kekerasan menggunakan layanannya.
Namun, perusahaan menegaskan kembali bahwa mereka fokus pada orang-orang yang mungkin melakukan tindakan kekerasan, terlepas dari di mana mereka berada dalam spektrum politik.
"Seperti yang telah kami pelajari melalui peninjauan kami sendiri, atau dari sumber penegakan hukum atau sumber media, nama individu yang dikonfirmasi bertanggung jawab atas aktivitas kriminal kekerasan di Capitol Amerika Serikat pada tanggal 6 Januari, atau yang terkait dengan yang diketahui kelompok pembenci, kami telah menyelidiki apakah individu yang disebutkan memiliki akun di Airbnb," kata Airbnb.
Airbnb menambahkan bahwa mereka yang diketahui terlibat dalam aktivitas tersebut telah dilarang dari platform tersebut.
Juru bicara Airbnb mengatakan kepada Fox News pada hari Rabu bahwa perusahaan telah lama mengambil sikap terhadap tamu yang terkait dengan teroris, kelompok kriminal terorganisir dan kekerasan rasis. Perusahaan telah meminta pengguna untuk menyetujui ini melalui Standar Komunitas sejak 2016.
Namun Airbnb tidak secara khusus mengonfirmasi apakah mereka telah menggunakan akun media sosial palsu untuk mengidentifikasi pengguna yang memiliki hubungan dengan kelompok pembenci.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol