Lama Tak Tampak, Buaya Langka Ini Muncul Lagi di Thailand

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Lama Tak Tampak, Buaya Langka Ini Muncul Lagi di Thailand

Putu Intan - detikTravel
Senin, 25 Jan 2021 23:06 WIB
Siamese crocodile (Crocodylus siamensis) on a farm near My Tho, Vietnam. This is an endangered species of medium-sized freshwater crocodiles native to Indonesia.
Buaya Siam. Foto: Getty Images/iStockphoto/hernan4429
Bangkok -

Selama pandemi COVID-19, berbagai hewan langka bermunculan lagi. Termasuk buaya Siam yang baru-baru ini menampakkan batang hidungnya di Thailand.

Buaya Siam itu tertangkap kamera pengawas sedang berjemur di Taman Nasional Kaeng Krachan yang terletak di perbatasan Thailand dengan Myanmar. Dilansir dari AFP, Senin (25/1/2021) buaya itu terlihat merayap keluar dari air lalu berjemur di tepi sungai. Buaya ini membuka rahangnya dan tampak menikmati sinar matahari.

"Ini menjadi bukti bahwa Taman Nasional Kaeng Krachan adalah kawasan penting untuk konservasi satwa liar," kata Manajer Taman, Manoon Prewsoongnern yang juga bekerja dengan LSM World Conservation Society.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekaman ini diketahui diambil pada bulan Desember 2020. Di situ terlihat bahwa buaya ini memiliki panjang sekitar 3 meter. Penampakan ini merupakan yang kedua kalinya dalam satu dekade terakhir.

"Buaya Siam adalah pemangsa tetapi merupakan salah satu korban dari kerusakan lingkungan, jadi penampakan itu menjadi bukti bahwa taman nasional masih terjaga kelestariannya," kata Manoon.

ADVERTISEMENT

Di masa jayanya, buaya air tawar ini pernah menghuni perairan di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Jawa, buaya Siam disebut sebagai buaya kodok. Habitatnya adalah di rawa-rawa, sungai, dan danau.

Pada tahun 1998, jumlah buaya Siam diperkirakan hanya tinggal 5.000 ekor. Sedangkan di taman nasional itu, jumlah buaya Siam diperkirakan hanya sekitar 20 ekor.

Jumlah buaya Siam memang menurun drastis. Satwa ini pun masuk dalam kategori terancam punah di daftar merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Buaya Siam banyak diburu untuk diambil telurnya. Sementara itu kulitnya diolah menjadi ikat pinggang, sepatu, dan tas mewah.




(pin/ddn)

Hide Ads