Perubahan iklim sekarang ini sudah semakin parah. Studi terbaru menyebutkan bahwa Bumi sudah kehilangan lapisan es di kutub sebanyak 28 Triliun ton!
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah The Cryosphere, menyebut Bumi sudah kehilangan 28 triliun ton es di kutub dari tahun 1994 hingga tahun 2017.
Penemuan tersebut tentu saja sangat mencolok. Studi sebelumnya mencatat, sejak tahun 1990, Bumi hanya kehilangan sekitar 800 miliar metrik ton es setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari CNN, Kamis (28/1/2021), lapisan es yang terus menghilang di sebagian besar wilayah Bumi disebabkan oleh perubahan iklim. Suhu udara yang meningkat mengakibatkan gletser gunung menyusut dari Pegunungan Alpen Eropa, pegunungan Himalaya di Asia hingga Andes di Amerika Selatan.
Lapisan es Greenland dan Antartika juga telah mencair secara besar-besaran. Sejak tahun 1990-an, Antartika telah kehilangan 2,6 triliun ton dan Greenland telah kehilangan hampir 4 triliun ton es.
Menurut laporan Scientific American, para ilmuwan masih menyelidiki sumber air hangat yang ada di Antartika. Namun beberapa ahli percaya bahwa perubahan iklim menjadi pemicu es di Antartika perlahan mencair.
Di Greenland, fenomena yang sama juga tengah berlangsung. Namun pencairan di Greenland berasal dari cairnya es pada permukaan, atau es yang mencair di lapisan teratas. Suhu panas yang meningkat, memicu cairnya es yang ada di wilayah Greenland.
Hilangnya gletser dan lapisan es merupakan penyumbang naiknya permukaan laut secara global. Sebuah studi baru memperkirakan telah terjadi kenaikan permukaan permukaan laut sebanyak 34 milimeter sejak tahun 1994.
Selain itu, peneliti juga menemukan kenaikan suhu di atmosfer dan lautan masing masing sebesar 0,26 dan 0,12 derajat Celcius tiap dekade sejak 1980.
Dikutip India Today, Para peneliti mencatat bahwa cairnya es di seluruh dunia memicu naiknya permukaan laut yang meningkatkan risiko banjir di kawasan tempat tinggal masyarakat pesisir.
"Meskipun setiap wilayah yang kami pelajari kehilangan es, kerugian dari lapisan es Antartika dan Greenland paling cepat terjadi," pungkas Thomas Slater, Peneliti di Universitas Leeds, Inggris.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!