Adapun berita populer terbaru detikTravel adalah keluarga korban Sriwijaya tuntut Boeing. Ada juga pernyataab dr Titra yang menyebut Eiger blunder dan konyol.
Sesuai aturan pemerintah, ahli waris korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 mendapatkan ganti rugi Rp 1,25 miliar. Namun ganti rugi sebesar itu dinilai belum memberikan rasa keadilan. Produsen pesawat dalam hal ini Boeing, harus ikut bertanggung jawab.
"Orang tahunya maskapai yang bertanggung jawab, kalau kita telusuri harusnya produsen pembuat pesawat, dalam hal ini Sriwijaya menggunakan pesawat Boeing," ujar pengacara di Firma Hukum Wisner, Ernie Auliasaari kepada detikTravel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wisner bersama keluarga 3 korban Sriwijaya Air sudah menggugat Boeing di AS beberapa hari lalu. Ernie mengatakan kalau uang asuransi yang dikeluarkan oleh maskapai itu hanya dana minimum saja. Padahal harusnya mereka mendapatkan hak karena kesalahan produsen pembuat pesawat.
"Itu jumlah minimum, tapi orang awan tidak mengerti. Sudah ada 3 keluarga korban yang menggugat ke Boeing Corporation di AS. Karena kita nggak mau terima uang kompensasi itu, tidak pantas," ungkapnya.
Sebagai pengacara yang telah bergelut di bidang ini selama 24 tahun, Ernie mengatakan harusnya keluarga tidak terima uang kompensasi tersebut. Aspek Kelalaian dari maskapai atau produsen pembuat pesawat harus dipertanggungjawabkan.
"Pasti ada kelalaian, entah dari pabrik atau maskapai. Karena itu harus ada perubahan dan perbaikan," jelasnya.
Ernie memberikan contoh letak ketidakadilan uang kompensasi ini. Jika korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 adalah seorang ayah dari 3 anak dan 1 istri, maka keluarganya kehilangan pencari nafkah. Sementara korban lainnya mungkin masih belum berkeluarga.
"Ini nggak fair. Makanya kami dan tim menawarkan untuk mengklaim asuransi sehingga mereka bisa mendapatkan yang layak," kata Ernie.
Jalur gugatan ini dinilai lebih lama mencairkan uang karena dinilai lebih detail. Setiap keluarga korban akan diberikan uang kompensasi yang berbeda tergantung dari tanggungan yang ditinggalkan. Nilainya pun tak sedikit, 3-4 kali lipat dari yang ditawarkan dari maskapai.
Sampai saat ini, menurut pengakuan Ernie ada beberapa keluarga yang sudah ambil uang kompensasi. Ada yang masih menunggu 40 hari.
"Janganlah nyawa orang Indonesia dianggap murah. Karena kita tidak memperhatikan ini. Jangan mau dianggap murah, ayo kita sama-sama kasih keadilan," ucap Ernie.
Selain berita tuntutan keluarga korban Sriwijaya, berita detikTravel juga ramai akan kasus 'surat cinta' Eiger untuk paa Youtuber. Hal ini memancing komentar influencer dr Tirta Mandira Hudhi yang menyebut Eiger blunder dan konyol.
Berikut 5 berita populer terbaru detikTravel yang harus kamu baca.
3. Ikan Belida Lopis Jawa Dinyatakan Punah |
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol