Bali menjadi daerah paling terdampak di tengah pandemi virus Corona ini. Sudah banyak cerita tentang pelaku usaha yang bangkrut dan banting setir demi bertahan hidup.
Cerita kali ini datang dari Bonik Ingunau. Dirinya adalah pemandu wisata yang pernah viral di tahun 2019. Dia viral karena pernah membantu seorang turis yang ditipu oleh money changer di kawasan Kuta.
Seperti pemandu wisata lain, Bonik pun harus mengalami pahitnya pandemi. Tak ada turis, Bonik dan istri akhirnya menjual donat rumahan untuk dipasarkan secara online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata donatnya banyak yang suka. Anak saya yang kembar umur 11 tahun ngasih ide untuk bikin thai tea. Di rumah sampai bikin gerobak buat jualan," tutur Bonik kepada detikTravel.
![]() |
Gayung bersambut, jualan donat semakin laris. Sang istri mulai belajar masak dan menambah menu jualan.
"Aku jualin sambil foto-fotoin di IG. Lama-lama kita cari teman-teman yang kena PHK untuk diajak kerja bareng bikin usaha, konsep awalnya warung," jelasnya.
Dalam perjalanannya, Bonik bertemu dengan teman-teman lain yang menyarankannya untuk membuka kedai kopi. Bonik akhirnya mencari teman lain yang berprofesi dalam bidang kitchen.
"Setelah tim kitchen sampe barista mantap, jadilah ," ceritanya.
Konsep yang ditawarkan olehnya adalah cozy dining di Jimbaran. Tempat-tempat makan seperti ini biasanya ada di jantung pariwisata.
"Pengunjungnya didominasi turis, tapi kita di sini mau bikin tempat yang ramah untuk kantong orang lokal. Tapi enggak kalah hype," katanya.
Kini tim warung kopinya sudah berjumlah 8 orang. Bonik juga menerima 3 siswa anak sekolah yang mau magang.
"Prinsip kita, kehadiran kita harus berdampak positif ke lingkungan sekitar," ungkapnya.
Selain itu, setiap minggu kedai miliknya melakukan kegiatan sosial. Bonik dan kawan-kawan akan membagi-bagikan nasi dan berkunjung ke panti asuhan terdekat.
Saat ini warung miliknya berjalan lancar. Namun adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) membuat warungnya kembali sepi.
![]() |
"Jalan tapi ya gitu. Karena PPKM jadi tutup jam 8, jadi agak sulit," ujarnya.
Warung ini baru buka tanggal 27 Desember. Bonik mengaku belum bisa menyebutkan penurunan omzet karena memang belum ada.
"Tapi yang jelas kita terpaksa menolak konsumen. Bahkan kita suruh bubar karena sudah jamnya," ucapnya.
Bonik mengaku kalau tak hanya warungnya saja yang sepi. Banyak pelaku usaha lain yang juga terpaksa tutup karena peraturan PPKM ini. "Rata-rata sih patuh. Tapi kalau mau jujur sebenarnya enggak efektif. Jujur banyak ruginya dibandingkan efektivitasnya," aku Bonik.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan