Maskapai Wings Air membuka rute baru Padang-Gunung Sitoli Pulang Pergi (PP). Harga tiket untuk rute baru ini dibanderol mulai dari Rp 505 ribuan.
Wings Air telah membuka rute baru dari Padang yang terbang dari Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatera Barat (PDG) menuju ke Bandara Binaka di Gunungsitoli (GNS), kota tertua dan terbesar di Kepulauan Nias, Sumatera Utara.
Dari rilis pers yang diterima detikTravel, Minggu (7/2/2021) penerbangan perdana telah berlangsung pada 3 Februari 2021. Untuk tahap awal rute baru ini memiliki frekuensi terbang 3 (tiga) kali seminggu setiap Rabu, Jumat dan Minggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wings Air dengan nomor penerbangan IW-1246 direncanakan akan mengudara pada pukul 13.05 Waktu Indonesia Barat (WIB) dari Bandara Internasional Minangkabau dan dijadwalkan tiba di Bandara Binaka pada pukul 14.15 WIB.
Untuk harga tiket rute baru ini, mulai dari Rp 505.800. Rute Padang-Gunung Sitoli-Padang ini dinilai akan mampu mengakomodir kebutuhan setiap penumpang di kedua kota, sehingga jarak semakin dekat, perjalanan lebih singkat, waktu tempuh cepat serta terjangkau.
Padang - Gunung Sitoli - Padang juga menjadi bagian ekspansi bisnis Wings Air untuk wilayah Indonesia bagian barat, serta memfasilitasi dan menjawab permintaan penerbangan di daerah tersebut.
Selain itu, rute penerbangan yang dilayani secara langsung ini akan membuat kedua kota saling terhubung, dengan tujuan dapat mendukung berbagai program pemerintah dalam rangka percepatan pemulihan perekonomian serta pemerataan pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Wings Air juga telah membuka rute terbaru Banjarmasin-Sampit-Banjarmasin sebagai kelanjutan pengembangan bisnis (ekspansi) rute domestik. Pada semester II tahun 2020, Wings Air telah membuka jaringan Makassar-Tana Toraja - Makassar, Makassar-Palu-Makassar serta Kupang-Ruteng-Kupang.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan