Meski Selandia Baru berhasil memerangi virus Corona, namun mereka belum membuka perbatasan sepenuhnya. Mungkin sepanjang tahun perbatasan sebagian masih tutup.
Dilansir detikTravel dari Lonely Planet, Minggu (7/2/2021) Selandia Baru kemungkinan akan tetap menutup perbatasannya sepanjang tahun ini. Meski mereka telah berhasil memerangi virus Corona.
Menurut Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, hal ini disebabkan oleh ketidakpastian akan peluncuran vaksin global untuk melawan virus Corona. Persetujuan peraturan dapat diberikan untuk vaksin Pfizer atau BioNTech paling cepat minggu depan, meskipun vaksin pertama akan tiba di negara itu pada akhir kuartal pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teruntuk imunisasi massal diperkirakan tidak akan dimulai sampai pertengahan tahun. Ardern juga menegaskan bahwa negara itu akan terus mengejar travel bubble dengan negara tetangga Australia dan negara-negara Pasifik lainnya.
Selandia Baru menyadari bahwa kebijakan penutupan perbatasan ini berimbas pada dunia pariwisatanya. Namun bila mereka membuka diri untuk seluruh dunia saat ini akan menimbulkan resiko yang terlalu besar.
"Agar perjalanan bisa dimulai kembali, kami membutuhkan satu dari dua hal. Kami membutuhkan keyakinan bahwa dengan divaksinasi berarti Anda tidak menularkan COVID-19 kepada orang lain. Atau kami membutuhkan populasi kami untuk divaksinasi dan dilindungi lebih banyak lagi sehingga orang dapat dengan aman masuk kembali ke Selandia Baru. Kedua kemungkinan akan membutuhkan waktu," kata Ardern.
Sejak pandemi melanda, Selandia Baru telah memiliki 1934 kasus virus yang dikonfirmasi dan 25 kematian di antara populasi lima juta orangnya. Jumlah ini berkat langkah-langkah ketatnya.
Australia mengizinkan perjalanan bebas karantina untuk warga Selandia Baru tahun lalu. Tetapi menangguhkannya selama 72 jam ketika kasus pertama COVID-19 di komunitas dalam beberapa bulan terungkap.
Kasus itu melibatkan seorang wanita yang kembali ke Selandia Baru pada 30 Desember. Dan dia dites positif mengidap jenis virus Afrika Selatan setelah meninggalkan karantina wajib selama dua minggu.
(sym/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum