Prokes Jawa Barat Ketat, Wisatawan Hijrah ke Jawa Timur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Prokes Jawa Barat Ketat, Wisatawan Hijrah ke Jawa Timur

Whisnu Pradana - detikTravel
Minggu, 14 Feb 2021 13:17 WIB
The Great Asia Africa
The Great Asia Africa (Putu Intan/detikcom)
Bandung Barat -

Jawa Barat lagi sedih. Bukannya makin cuan, obyek wisata Jawa Barat malah makin sepi.

Kondisi sektor pariwisata di Jawa Barat babak belur dihantam pandemi COVID-19 yang terjadi sejak setahun belakangan. Hal itu terlihat dari sepinya kunjungan wisatawan ke kawasan wisata di Jabar termasuk di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama pandemi COVID-19, setiap libur tiba pelaku usaha kini tak untung-untung amat. Persentase jumlah kunjungan saat ini tak pernah lebih dari 10 persen.

Praktisi pariwisata Jawa Barat sekaligus pemilik objek wisata di Lembang Perry Tristianto mengatakan angka kunjungan di tiga obyek wisata unggulan miliknya seperti The Great Asia Africa, Farmhouse dan Floating Market turun drastis semenjak pandemi.

ADVERTISEMENT

Penurunan jumlah kunjungan itu semakin terlihat ketika pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat di sejumlah daerah termasuk di Bandung Barat.

"Hal yang perlu kita pelajari dari bulan Desember 2020, di mana biasanya terdapat kenaikan kunjungan wisatawan ke tempat tempat wisata, ramainya kuliner, dan penuhnya hunian di hotel-hotel yang ada di Bandung dan sekitarnya, namun di bulan tersebut justru terjadi kenaikan kasus COVID-19 yang sangat drastis," ungkap Perry saat ditemui di Lembang, Minggu (14/2/2021).

Anjloknya kunjungan ke kawasan wisata di Jawa Barat khususnya ke kawasan wisata Lembang bukan hanya karena menurunnya minat berlibur namun juga beralihnya wisatawan ke wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Perry, wisatawan yang langganan liburan ke Lembang kini bergerak ke arah timur. Salah satu pertimbangan wisatawan beralih ke Jawa Tengah dan sekitarnya karena ketatnya aturan di sektor wisata Jawa Barat.

"Dengan adanya isu-isu yang tersebar di media online maupun media sosial banyak yang merugikan wisata di Jabar, karena berita-beritanya yang negatif seperti naiknya kasus COVID-19 di daerah-daerah wisata, adanya zona merah, larangan untuk berwisata ke Bandung, Lembang, dan Pangandaran, juga diadakannya rapid test antigen bila masuk ke daerah tempat wisata," sebutnya.

Menurutnya, hal itulah yang menjadi salah satu sebab wisatawan Jabar dan Jabodetabek beralih ke daerah lain, seperti ke Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.

"Jutaan wisatawan yang sering ke Lembang, mulai enggak berani liburan ke Lembang. Mereka konsumtif, nah hal itu bisa mereka curahkan dengan gaya hidup di Jawa Tengah yang lebih murah," terangnya.

Perry menyebutkan, hunian hotel-hotel di Jawa Tengah sempat penuh dugaan hijrahnya wisatawan ke Jateng juga diperkuat mobilitas plat Jabodetabek dan Jabar di wilayah Jateng kala itu.

"Dan terlihat juga pada hari terakhir liburan yaitu tanggal 3 Januari 2021 dimana jalan Tol Cipali padat oleh para wisatawan yang pulang kembali ke daerahnya masing masing tapi ironisnya jalan Tol Cipularang sangat sepi karena tidak ada yang berwisata ke Bandung dan sekitarnya," paparnya.

Meskipun aturan terkait ketatnya protokol kesehatan di hotel-hotel dan obyek wisata tidak jauh beda dengan Jabar, namun kabar atau berita terkait ketatnya prokes itu tidak sampai kepada calon wisatawan yang berasal dari Jabodetabek itu.

Hijrahnya pasar wisatawan ke Jateng tentu menjadi kabar buruk bagi pelaku usaha di Jabar. Namun hal itu bukan menjadi pelaku usaha harus bertekuk lutut di hadapan pandemi COVID-19

"Untuk bisa bertahan di tengah kondisi ini adalah terus melakukan inovasi-inovasi baru yang memancing wisatawan bisa hadir kembali ke Jabar. Selain hal itu, informasi-informasi positif juga penting untuk dikampanyekan," tandasnya




(bnl/bnl)

Hide Ads