Menanggapi cuitan sang fotografer senior, Ari lantas mengulas detil di balik pemotretan foto tersebut lewat klarifikasi di feed dan story Instagram pribadinya.
Dipecah jadi beberapa bagian, ia menerangkan momen pemotretan hingga teknis yang di baliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya memfoto gunung ini hanya memakai zoom 260MM," klarifikasinya.
Lebih lanjut, Ari juga menyertakan lokasi pengambilan gambarnya yang diambil dari flyover Jalan HBR Motik. Kemudian, Ari juga menjelaskan kalau ia pernah memotret momen serupa tanpa lensa besar di bulan Desember 2020 lalu.
"Ya saya berharap sebelum berkomentar soal fotografi lebih baik mencoba memotret dengan angle yang sama baru berkomentar. Jujur saya kecewa atas semua tuduhan mas Arbain (soal) foto saya tempelan," ujarnya saat dihubungi oleh detikTravel, Kamis (18/2/2021).
Ari juga menjamin, bahwa siapa pun yang memotret Gunung Gede Pangrango di titik yang sama dengannya bisa mendapat foto serupa.
"Saya jamin di titik itu ketika udara bersih ibukota Gunung Gede Pangrango akan terlihat jelas dengan mata telanjang.
Yang pasti gunung itu tidak akan ke mana mas, tetap akan di situ dan yang paling menentukan adalah cuaca, polusi dan udara," ujarnya.
Selain memotretnya langsung, Ari mengaku kalau mengedit sedikit fotonya menggunakan aplikasi Adobe Lightroom. Namun, sebatas edit kontras dan cahaya saja.
"Intinya saya tidak ada niatan untuk meng-crop foto (tempel foto)," tutupnya.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!