Situs populer di Inggris, Stonehenge memang penuh misteri. Baru-baru ini arkeolog menemukan bukti baru tentang situs megalitikum ini.
Dirangkum detikcom, Jumat (19/2/2021) peneliti di University College London mengungkapkan penemuan mereka tentang misteri Stonehenge. Katanya Stonehenge pertama kali dibangun di Wales.
Pendapat mereka didukung dengan temuan sisa-sisa lingkaran batu kuno di Wales. Mereka berteori bahwa monumen prasejarah mungkin telah dibangun di sana, kemudian dibongkar dan dibangun kembali ratusan tahun kemudian di Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2015, para arkeolog menetapkan bahwa beberapa batu Stonehenge berasal dari tambang di Preseli Hills di pantai barat Wales, lebih dari 150 mil jauhnya dari lokasi Stonehenge saat ini. Namun, perkembangan baru yang menunjukkan hubungan signifikan antara kedua situs tersebut membuat para peneliti dari University College London percaya bahwa beberapa batu awalnya membentuk monumen yang lebih tua di Wales.
![]() |
Lingkaran Welsh memiliki diameter 110 meter, yang sesuai dengan ukuran parit yang mengelilingi Stonehenge. Kedua lingkaran tersebut sejajar pada saat matahari terbit di pertengahan musim panas. Kondisi ini menunjuk ke teori bahwa pentingnya Stonehenge terkait dengan siklus matahari tahunan. Dan lagi, setidaknya satu dari batu biru di Stonehenge cocok dengan salah satu lubang yang ditemukan di lingkaran Welsh.
Parker Pearson, seorang profesor arkeologi di University College London mengatakan dari temuannya. Bahwa ketika orang yang tinggal di Wales bermigrasi, mereka membawa serta monumen dan mendirikannya kembali di Stonehenge.
"Seolah-olah mereka menghilang begitu saja. Mungkin sebagian besar orang bermigrasi, membawa batu mereka, identitas leluhur bersama mereka," kata Pearson kepada BBC.
![]() |
Pada bulan Agustus 2020, detikTravel juga pernah menulis tentang asal-usul batu raksasa ini.
Lokasi asal Stonehenge itu didapatkan berkat sampel inti yang disimpan di Amerika Serikat selama beberapa dekade. Pengujian geokimia menunjukkan bahwa 50 dari 52 batu pasir abu-abu megalitikum Stonehenge, yang dikenal sebagai sarsen, berasal dari kawasan yang jaraknya sekitar 15 mil (25 km) jauhnya di sebuah situs bernama Woods Barat di tepi Marlborough Downs. Itu sama-sama di Wiltshire.
Sarsen didirikan di Stonehenge sekitar 2500 SM. Tinggi batuan raksasa terbesar itu mencapai 30 kaki (9,1 meter) sedangkan bobot yang paling berat sekitar 30 ton.
"Batu-batu sarsen itu membentuk lingkaran luar ikonik dan trilithon sentral (dua batu vertikal yang mendukung batu horizontal) tapal kuda di Stonehenge. Batuan itu luar biasa," kata ahli geomorfologi University of Brighton David Nash, yang memimpin penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances itu dan dikutip Reuters.
"Bagaimana batu-batu itu bisa dipindahkan ke situs terus benar-benar menjadi subjek spekulasi," Nash menambahkan.
"Mengingat ukuran batunya, mereka pasti diseret atau dipindahkan dengan roller ke Stonehenge. Kami tidak tahu rute pasnya, tetapi setidaknya kami sekarang mengetahui titik awal dan titik akhir," Nash menjelaskan.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?