Perusahaan maskapai penerbangan dinilai yang paling terdampak dari pandemi virus Corona. Banyak yang rugi dan menutup operasionalnya. Salah satunya maskapai ini.
Dilansir dari Daily Mail, inilah akhir perjalanan Learjet, perusahaan pembuat jet anak usaha Bombardier yang dikenal lekat dengan gaya hidup mewah.
Learjet resmi mengumumkan akan tutup buku di akhir tahun setelah 60 tahun beroperasi. Alasan utama tutupnya Learjet adalah karena sudah mulai ditinggalkan peminat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini mereka yang mampu membeli jet lebih senang menggunakan model pesawat yang lebih besar, nyaman dan mampu menempuh jarak jauh. Padahal dulu model pesawat ini begitu ikonik.
Mari lihat ke belakang sejenak untuk mengenang perjalanan Learjet. Learjet merupakan perusahaan pembuat jet bombardier yang didirikan oleh William Lear. Leajet berbasis di Wichita Kansas, Amerika Serikat.
Pesawat ini memiliki desain yang berdasar pada jet militer Swiss namun tetap glamor. Jet ini memungkinkan untuk terbang secepat Boeing 707 trans atlantik.
Learjet pertama terbang pada tahun 1963. Saat itu sudah lebih dari 3.000 unit yang dibuat. Debutnya untuk jadi ikon dimulai di era 1960an. Saat itu selebriti sekelas Frank Sinatra, Marlon Brandon dan Dean Martin menjadi media promosi Learjet.
Dari semuanya, Frank Sinatra memang yang paling berpengaruh. Sinatra sendiri sebelumnya hanya punya pesawat dengan kursi 40 dan digunakan sebagai jet bisnis. Kehadiran Learjet membuat Sinatra semakin mentereng.
Sinatra juga makin diperbincangkan karena kedekatannya dengan Mia Farrow. Menurut BBC, Farrow yang saat itu berusia 23 tahun kepincut dengan Sinatra karena setelah kencan pertama naik Learjet.
Tak hanya itu, bintang sekelas Elvis Preslet juga bisa menikmati indahnya cinta karena Sinatra dan Learjet. Pada tahun 1967, Sinatra memperbolehkan Elvis untuk meminjam Learjet ke Las Vegas. Learjet digunakan untuk melakukan upacara pernikahan Elvis dengan Priscilla Beaulieu yang hanya berlangsung 8 menit.
Semenjak itu, nama-nama bintang Hollywood terus jadi pelanggan Learjet. Tak ayal, jet ini makin populer dan jadi ikon kemewahan.
Namun, sepandai-pandainya tupai loncat pasti akan jatuh juga. Learjet sempat turun pamor karena mengalami kecelakaan.
Sampai akhirnya perusahaan Bombardier membeli Learjet pada tahun 1990. Setelah berjuang selama beberapa tahun terakhir, produksi pesawat terus menurun dan melambat.
Pada tahun 2015, Bombardier mencabut semua model baru yang dibuat, Leatjet 85. Alasannya karena permintaan yang semakin melemah. Sejak itu, Learjet sudah diramalkan tak akan bertahan lama.
Pandemi pun datang. Learjet tak kuasa lagi melawan arus dan memutuskan untuk tutup.
"Satu-satunya hal yang dilakukan pandemi itu adalah mempercepat akhir yang menyedihkan," ujar Richard Aboulafia, seorang analisis kedirgantaraan untuk Teal Grup.
Tutupnya Learjet di tengah pandemi tentu saja bukan keputusan yang mudah. Ada 250 pekerja yang kehilangan mata pencaharian di Wichita karena penutupan ini.
Bombardier mengatakan bahwa produksi Learjet akan berakhir tahun ini. Sementara perusahaan akan fokus pada pesawat Challenger dan Global yang lebih menguntungkan dan mempercepat perluasan bisnis.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!