Maskapai Australia, Qantas, sudah memiliki ancang-ancang untuk melanjutkan rute internasionalnya. Penerbangannya akan dimulai pada akhir Oktober 2021.
Mengutip pemberitaan CNN, Jumat (26/2/2021), perusahaan merilis hasil keuangan setengah tahun pada hari Rabu. Data-datanya termasuk konfirmasi bahwa mereka memiliki rencana untuk memulihkan penerbangan internasional pada musim gugur.
Keputusan pembukaan kembali rute internasional itu berlaku untuk Qantas dan Jetstar. Diketahui, maskapai penerbangan ini memiliki rentang tiket harga lebih rendah yang juga dimiliki oleh maskapai utama Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qantas juga bermaksud untuk meningkatkan penerbangan trans-Tasman ke New Zealand pada bulan Juli nanti. Tanggal musim gugur dipilih karena maskapai yakin akan terlaksananya upaya vaksinasi COVID-19 di seluruh Australia.
Namun, jangan berharap penerbangan tersebut terlihat sama seperti sebelum pandemi virus Corona. Misalnya, hanya 22 dari 25 rute internasional Qantas yang dibuka kembali (termasuk Los Angeles, Johannesburg, dan London). Rute ini akan dibuka kembali pada atau sebelum 31 Oktober.
Sementara itu, Jetstar akan menghidupkan kembali 13 rutenya, yang mencakup penerbangan ke Bangkok, Seoul, dan Tokyo. Hanya sedikit pesawat yang akan terbang di setiap rute dan lebih sedikit penumpang di setiap pesawat.
Seorang perwakilan Qantas mengatakan bahwa maskapai tersebut sedang memeriksa beberapa kartu kesehatan digital, paspor vaksin ada di dalamnya. Perlengkapan ini akan memverifikasi apakah penumpang telah divaksinasi atau belum.
Beberapa negara telah mengizinkan pelancong yang telah divaksinasi untuk melewati karantina pada saat tiba di negara itu. Aturan ini merupakan langkah penting pertama, perlahan-lahan membuka kembali industri pariwisata global.
Dalam berita sebelumnya, Qantas mengalami kerugian finansial sejak pandemi dimulai tahun lalu. Qantas telah berjuang keras karena Australia menutup perbatasannya hampir seluruhnya untuk non-penduduk.
Qantas melaporkan adanya penurunan pendapatan sebesar USD 5,5 miliar (sekitar Rp 77 triliun) selama paruh kedua 2020. Mereka akhirnya harus menyetop untuk sementara penerbangan ke luar negeri karena pandemi COVID-19 yang juga tak pasti kapan usainya.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan