TRAVEL NEWS
Ketika Hewan Berbulu Jadi Musuh Penduduk London

Pemberlakuan lockdown tak hanya membuat orang-orang sulit keluar rumah tapi justru berdampak pada jumlah tikus yang merajalela. Ukurannya bahkan mencapai 40 cm.
Melansir CNN, Minggu (28/2/2021), sebelum matahari terbit di tepi selatan Sungai Thames, pengendali hama mencari sosok musuh yang sulit ditangkap tersebut. Akhir-akhir ini hewan gesit itu semakin sering terlihat di Kota London.
"Pasti ada sesuatu di sana," kata pengendali hama, Michael Coates kepada CNN.
"Tikus seperti mesin penyelamat kecil, di mana pun ada akses ke limbah makanan, mereka akan terus kembali," tambah Coates.
Menurutnya, saat lockdown diberlakukan, banyak restoran dan gedung perkantoran di pusat kota London yang kosong. Sehingga tikus akhirnya berpindah ke pemukiman warga untuk mencari makanan.
Selain itu, orang-orang pasti menghabiskan banyak waktu di rumah dan membuang sampah makanan di sekitar tempat tinggal mereka.
Jumlah sampah yang meningkat menyebabkan tikus-tikus berdatangan ke pinggiran kota. Mereka juga mengincar makanan burung yang selalu diisi ulang selama musim dingin. Hewan-hewan berbulu itu pun akhirnya bersembunyi di halaman belakang rumah.
"Kami memiliki kasus, seorang wanita tua yang biasa memberi makan burung robin kesatangannya," kata Coates.
"Saat dia menelepon kami, mungkin ada 10 hingga 15 tikus yang sedang menggali di sekitar hamparan bunga," tambahnya.
Pembasmi serangga lain, Paul Claydon yang bekerja di tepi Hutan Epping, timur ibu kota malah mengalami kejadian yang lebuh buruk. Baru-baru ini dia membunuh tikus-tikus yang coba menggali dan masuk ke kandang kelinci untuk memangsa hewan peliharaan tersebut.
Claydon menuturkan, dia biasanya mendapat sekitar 10 tikus dalam seminggu, tapi selama lockdown jumlahnya bisa lebih dari 20 ekor.