Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan mendukung kelahiran desa wisata di Indonesia. Menurutnya, ini bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Dalam acara Pembukaan Karya Kreatif Indonesia 2021 Eksotisme Lombok, Rabu (3/3/2021) Luhut menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bank Indonesia, dan pemerintah daerah yang sudah mendukung terciptanya digitalisasi untuk pelaku usaha.
Hal ini dinilai penting untuk para pelaku usaha, dalam hal ini perajin lokal di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang saat ini terkendala dampak COVID-19. Melalui digitalisasi, para pelaku usaha tak perlu menunggu wisatawan datang untuk membeli produknya tetapi mereka bisa memasarkannya secara digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produk lokal NTB diminati oleh pasar mancanegara. Hal ini menunjukkan potensi produk Indonesia kuat dan perlu dikembangkan. Sehingga memiliki nilai tambah dan inilah yang diperlukan bangsa Indonesia ke depan, produk unggulan daerah untuk melengkapi kebutuhan wisatawan domestik," kata Luhut.
Dalam kesempatan itu, Luhut juga mendorong agar pemerintah ikut mendukung pembelian produk lokal. Dengan begitu, pendapatan masyarakat akan meningkat dan menambah lapangan kerja.
"Kita memiliki belanja barang, belanja modal mungkin lebih dari Rp 1.200 triliun. Kalau angka ini kita gunakan setengahnya untuk membeli produk dalam negeri, itu sudah membuat jutaan lapangan kerja. Tapi masih banyak pejabat-pejabat kita yang mengabaikan aturan yang sudah ada untuk menggunakan produk-produk dalam negeri, selama itu bisa dibuat di dalam negeri, dan itu sudah masuk dalam LKPP," ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut juga menyampaikan apresiasinya pada desa wisata yang perlahan mulai tumbuh. Salah satu yang ia sebut adalah Desa Wisata Bilebante Jari Solah di NTB yang hari ini mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia.
"Tadi kita sudah melihat ada bantuan berupa program sosial Bank Indonesia yang diserahkan untuk Desa Wisata Bilebante Jari Solah. Ini adalah bentuk kepedulian dan semangat gotong royong yang perlu diapresiasi. Kiranya bantuan sarpras tersebut dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat setempat dan menjadi pendukung berkembangnya pariwisata di NTB," kata dia.
Luhut pun berharap, di masa depan akan bermunculan desa-desa wisata lainnya karena dapat berdampak positif bagi perekonomian masyarakat desa. Namun ia berpesan agar pengembangan desa wisata tak meninggalkan budaya lokal.
"Kita semua berharap makin banyak desa wisata yang dikembangkan menjadi tempat wisata. Hal ini diwujudkan tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur, kearifan lokal dan budaya setempat serta dapat memberikan daya tarik tersendiri. Juga terpenting perekonomian masyarakat dapat bergerak dan terus tumbuh," kata Luhut.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018, ada 1.734 desa wisata di Indonesia. Pada tahun 2020, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menargetkan jumlah desa wisata mencapai 10.000. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga memasukkan desa wisata dalam rencana kerja tahun ini, di samping pemulihan pariwisata di masa pandemi COVID-19.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol