Ganjil-Genap Bogor Ditiadakan, Angin Segar untuk Pengelola Wisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ganjil-Genap Bogor Ditiadakan, Angin Segar untuk Pengelola Wisata

Ismet Selamet - detikTravel
Jumat, 05 Mar 2021 15:55 WIB
Sejumlah wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Cibodas
Sejumlah wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Cibodas (Ismet Selamet/detikcom)
Cianjur -

Pemerintah Kota Bogor menyetop sementara sistem ganjil-genap kendaraan bermotor yang biasa diterapkan setiap akhir pekan. Kebijakan itupun menjadi angin segar untuk pengelola wisata dan perhotelan.

Pasalnya selama penerapan ganjil-genap, tingkat kunjungan wisata dan okupansi hotel turun drastis. General Manager Kebun Raya Cibodas (KRC) Teguh Dwiyanto, mengatakan penerapan sistem ganjil-genap cukup berdampak pada kunjungan wisata. Apalagi, sebagian besar pengunjung kebun raya cibodas adalah dari arah Jabodetabek.

"Jadi ketika daerah Jabodetabek memberlakukan kebijakan, pastinya akan berdampak terhadap pengunjung yang akan ke KRC," ungkapnya, Jumat (5/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, menurut Teguh, saat pemberlakuan ganjil-genap jumlah pengunjung saat akhir pekan yang dalam satu hari bisa mencapai 4.000 sampai 6.000 pengunjung, turun hingga sekitar 600 pengunjung per hari.

"Penurunan tingkat wisatawan sudah terjadi sejak penerapan PPKM Jawa-Bali. Penurunan semakin terjadi dengan diberlakukannya ganjil-genap di Kota Bogor. Penurunannya sampai 90 persen," kata Teguh.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, kebijakan untuk menyetop sementara ganjil-genap disambut baik dan diharapkan bisa mengembalikan tingkat kunjungan wisata ke Cianjur.

"Kami selalu mendukung kebijakan yang dibuat pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat, kami sangat menyambut baik adanya kebijakan tersebut, semoga bisa meningkatkan pengunjung yang data ke Kebun Raya Cibodas. Yang jelas kami berkomitmen dan konsisten tentang Protokol Kesehatan yang ketat," kata Teguh.

Di sisi lain, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nano Indrapraja, mengingkapkan saat ini pengusaha hotel dan restoran sangat kesulitan hanya untuk sekedar mengejar rata-rata tingkat hunian sebesar 20 persen.

Makam dari itu, pemerintah terutama di tingkat daerah dapat lebih peka dan berupaya meningkatkan tingkat kunjungan di masa recovery pandemi ini.

"Pemerintah harus lenih konsen dalam menentukan kebijakan yang dapat meningkatkan lagi perekonomian terutama melalui kunjungan wisata dan perhotelan. Diharapkan ke depan kunjungan hotel bisa kembali meningkat," pungkasnya.




(sym/sym)

Hide Ads