Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut desa wisata harus tumbuh berdampingan dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang.
Sandiaga melakukan kunjungan ke Desa Wisata Marinsow yang masuk kawasan KEK Likupang, Sabtu (6/3/2021). Di desa itu dibangun 68 rumah yang dijadikan homestay melalui program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pembangunan rumah dimulai sejak Oktober 2020.
Sebagian homestay di desa wisata Marinsow, Kecamatan Likupang Timur, Likupang, Sulut itu dibangun di atas tanah kosong milik warga, sebagian lain merupakan program bedah rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di Marinsow, homestay dari PUPR di Likupang juga dibangun di dua desa wisata lain di Likupang Timur, di Desa Pulisan dan Desa Kinunang. Totalnya, berjumlah 253 homestay.
Selain di Likupang, PUPR juga membangun homestay di Bunaken, destinasi wisata yang sudah lebih dulu berkembang di Sulut. Jumlahnya lebih sedikit, yakni 43 homestay di Bunaken.
"Pariwisata harus hadir untuk memberdayakan masyarakat. Dan desa wisata, program homestay yang kami pandu bersama teman-teman dari PUPR adalah wujud nyata pemerintah hadir dalam membangkitkan ekonomi masyarakat," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
![]() |
"Saya hari ini di desa wisata Marinsow mencanangkan bahwa desa wisata akan menjadi program unggulan dalam membangkitkan ekonomi masyarakat di Likupang," Sandiaga menambahkan.
Kepala Balai Penyedia Perumahan Sulawesi I Kementerian PUPR Hujurat mengatakan homestay di tiga desa wisata di Likupang Timur itu dibangun dengan dana APBN Rp 115 juta. Rumah-rumah itu dihibahkan kepada pemilik tanah dengan hak milik setelah proses verifikasi dan klarifikasi.
"Yang boleh jadi penerima adalah warga yang rumahnya tidak layak huni dan tingkat pendapatannya rendah. Hanya dua itu syaratnya. Selanjutnya, kami akan kembangkan lanskap halaman rumah dan pagarnya, juga kerja sama dengan Balai Cipta Karya untuk membuat selokan dan jalan," katanya.
Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda, optimistis homestay di desa-desa wisata itu bakal menggerakkan ekonomi masyarakat. Homestay itu mendukung potensi wisata pantai-pantai di Likupang, di antaranya Pantai Pall dan Pantai Marinsow, serta Tanjung Pulisan.
"Kami berharap pandemi segera berakhir dan keberadaan homestay di sini benar-benar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," kata Joune Ganda.
Salah satu pemilik homestay Verri Rantung (56 tahun) menyebut pembangunan homestay miliknya sempat molor. Sebab, keluar masuk material bangunan, termasuk kayu cempaka sebagai bahan utama pembangunan rumah, semen dan pasir terkendala transportasi saat pandemi virus Corona.
![]() |
Selain itu, tenaga kerja yang sebagian didatangkan dari Minahasa Tenggara juga tidak bebas keluar masuk Desa Marinsow juga karena wabah.
Kini, homestay miliknya tinggal memasuki tahap penyelesaian akhir. Kendati belum benar-benar 100 persen siap menerima tamu, homestay milik Verri mulai diminati traveler.
"Masih ada bagian yang belum beres dan perabotan belum lengkap," ujar Verri.
Sebagai nelayan dan pemilik warung gorengan di tepi Pantai Pall, dia berharap mendapatkan penghasilan tambahan lewat homestay yang dimilikinya.
"Program ini sangat membantu kami. Semoga pandemi segera usai dan wisatawan banyak yang datang," kata Verri.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol