Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan 71 event selama tahun 2021. Sedangkan pelaksanannya menyesuaikan perkembangan pandemi COVID-19.
Kepala Dispar DIY Singgih Rahardjo mengatakan, bahwa pihaknya telah menyusun Calender of Event (CoE) 2021 atau kalender wisata. Kalender event tersebut bisa diakses melalui visitingjogja.com.
"Jadi yang kita luncurkan kalender event dan itu event yang sudah terkonfirmasi dari sisi penjadwalan dan pelaksanaannya. Untuk jumlahnya ada 71 event," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (9/3/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjutnya, puluhan event tersebut terbagi ke dalam 8 kategori event dan terpilih 34 ikonik event. Di mana mengedepankan dan mengunggulkan agenda budaya serta pariwisata bertaraf nasional maupun internasional.
Sedangkan pelaksanannya, Singgih menyebut akan menyesuaikan perkembangan COVID-19. Nantinya pelaksanaan bisa secara hybrid atau full online.
"Pelaksanannya tentu akan melihat sikon dari perkembangan COVID-19. Jadi kalau perkembangan COVID-19 belum mengizinkan untuk itu, dari sisi peserta tidak banyak dilakukan secara hybrid. Kalau full ya online, kalau skenario paling pahit ya kita review lagi (pelaksanaan event)," ucapnya.
Dia mencontohkan, untuk event secara full online tahun ini seperti Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) pada bulan Februari. Sedangkan untuk hybrid rencananya seperti pelaksanaan festival andong.
"Kalau yang sudah pasti ada yang full online dan hybrid, misal festival andong hari Sabtu Minggu itu dilakukan secara hybrid dengan pembatasan pengunjung," katanya.
Adapun kalender event pada 10-12 Maret 2021 akan dilangsungkan serangkaian tradisi yang dimulai dengan tradisi Peksi Burak di Keraton Yogya.
Yakni sebuah tradisi persembahan yang digelar Keraton Yogya dengan simbolis burung Burak di mana diyakini sebagai kendaraan Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Isra' Mi'raj. Tradisi ini sebagai sarana dakwah ajaran Nabi Muhammad SAW.
Simak video 'Tinjau Vaksinasi Pedagang Yogya, Jokowi Harap Ekonomi-Pariwisata Bangkit':
Lalu pada 11 Maret 2021, Keraton Yogyakarta akan menghelat tradisi Ngebluk. Tradisi Ngebluk yakni prosesi pembuatan adonan apem sebelum acara apeman untuk memperingati kenaikan tahta/hajad Dalem Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X.
Selanjutnya pada 12 Maret 2021 akan dilangsungkan tradisi Ngapem atau prosesi pembuatan apem (makanan khas tradisional Jawa) di mana sudah menjadi rangkaian adat untuk memperingati kenaikan tahta / Hajad Dalem Tingalan Jumenengan Ndalem Sri Sultan HB X.
"Lalu wisatawan dapat melihat Festival Andong pada 13-14 Maret 2021 di kawasan Sleman City Hall, Denggung Kabupaten Sleman Jam 10.00 WIB hingga 18.00 WIB," ucapnya.
Sedangkan pada tanggal 13 Maret 2021, akan digelar Tingalan Jumenengan Ndalem Sri Sultan HB X. Ini agenda yang digelar Keraton Yogyakarta dalam rangka memperingati ulang tahun kenaikan tahta.
Berlanjut pada 14 Maret 2021, wisatawan bisa menyambangi Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul untuk menyaksikan prosesi Labuhan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dalam tradisi ini Keraton Yogyakarta melabuh benda-benda tertentu yang disebut sebagai ubarampe labuhan. Maksud dari labuhan ini adalah sebagai doa dan pengharapan untuk membuang segala macam sifat buruk.
Wisatawan juga bisa mengikuti event Coast To Coast pada 27-28 Maret 2021 mendatang. Ini merupakan event lari lintas alam yang start dan finish di Seputar Pantai Depok Bantul.
Tahun ini direncanakan akan dilaksanakan pada Sabtu- Minggu 27-28 Maret 2021 dengan start dan finish di Museum Parangtritis Geomaritime Science Park. Rencananya akan ada 7 kategori lari yaitu 13KM, 25KM, 50KM, 70KM, 100KM, tim, dan peserta khusus 5KM.
"Lewat kalender event wisata ini kami harap dapat mencapai visi menjadikan Yogya sebagai pusat pendidikan, budaya, dan daerah tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara tahun 2025," ujarnya.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!