Setelah Setahun Pandemi, Para Ekspatriat Mulai Kembali ke Sentani

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Setelah Setahun Pandemi, Para Ekspatriat Mulai Kembali ke Sentani

Hari Suroto - detikTravel
Senin, 15 Mar 2021 12:39 WIB
Air Asia di Bandara Sentani
Foto: Pesawat Air Asia yang bawa ekspatriat April 2020 lalu (Istimewa)
Jakarta -

Saat pandemi mewabah, para ekspatriat atau WNA pulang ke negara asalnya pada April 2020. Setelah hampir satu tahun berlalu, kini sebagian dari mereka kembali ke Sentani, Kabupaten Jayapura.

Sentani selama ini menjadi pilihan terbaik untuk ekspatriat di Papua. Tak heran, Sentani memiliki bandara dan sekolah internasional.

Sebagian siswa di Sekolah Hillcrest International School (HIS) merupakan anak-anak ekspatriat, kemudian sebagian lagi adalah siswa Indonesia. Para ekspatriat bekerja sebagai teknisi pesawat, pilot, misionaris, pelayan kemanusiaan dan guru sekolah internasional. Seperti diketahui, Bandara Sentani menjadi pusat dan daerah hub penerbangan ke luar Papua dan ke pedalaman Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Para ekspatriat ini berasal dari Yunani, Rusia, Ukraina, AS, Kanada, Australia, Korea Selatan, Jepang dan Selandia Baru. Selain bekerja di Bandara Sentani, mereka juga ada yang sebagai pelayan agama dan guru di pedalaman Papua.

Para ekspatriat tinggal di Pos 7 Sentani, di kaki Gunung Cyclops. Suasana Pos 7 Sentani dikenal seperti Sydney dengan udara sangat sejuk pada pagi hingga sore hari dan dingin pada malam hari.

Ekspatriat AS, Lindsey Brazeau dan suaminya Jeremey kembali ke Sentani pada Februari lalu.

"Suami saya adalah guru di Hillcrest International School, kami datang untuk persiapan sekolah tatap muka. Waktu kami datang di Indonesia, harus karantina lima hari di Jakarta, di hotel yang sudah ditetapkan pemerintah Indonesia, dan harus rapid test 2 kali. Setelah lima hari, kami rapid test satu kali, negatif baru boleh ke Papua." kata Lindsey.

Lindsey menjelaskan, untuk masuk ke Indonesia, dia dan keluarganya harus menunggu 11 bulan untuk mendapatkan visa. Visa yang digunakan KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara). KITAS digunakan oleh ekspatriat yang ingin bekerja maupun tinggal di Indonesia dalam jangka waktu lebih lama dari masa kunjungan visa.

"Kami sangat mencintai Indonesia, saya dan Jeremey mengadopsi anak dari Bandung. Waktu kami pulang ke AS, ia sangat senang sekali bermain salju", Lindsey menambahkan.




(elk/elk)

Hide Ads