Ada fenomena unik yang terjadi di Uluru, bukit batu keramat Australia. Di sana muncul sejumlah aliran air bak air terjun akibat cuaca ekstrem.
Dilansir dari ABC, Jumat (25/3/2021), fenomena ini telah menarik perhatian turis. Mereka berbondong-bondong datang ke sana untuk melihat langsung aliran air nan cantik itu.
Staf Taman Nasional UluαΉu-Kata Tjuta telah membagikan foto "peristiwa cuaca yang unik dan luar biasa" di media sosial. Dalam unggahan itu dijelaskan kalau Uluru dilanda hujan lebat selama akhir pekan, dengan curah hujan yang turun sekitar 46mm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Air hujan menyebabkannya permukaan batu berubah warna," kata tulis unggahan tersebut.
"Dari merah anggur gelap hingga perak bersinar dan bahkan hitam, setiap sisi Uluru memiliki warna yang berbeda, menjadikan tontonan ini menyenangkan bagi fotografer. Setelah hujan, tanaman gurun bermekaran dan banyak hewan muncul untuk kawin dan memberi makan," begitu bunyi unggahannya.
Terkait aktivitas satwa di musim hujan, petugas taman nasional mengatakan bahwa sekelompok katak menjadi begitu aktif di dalam Gedung Pusat Budaya. Mereka sampai membunyikan alarm keamanan.
Curah hujan tahunan rata-rata di Uluru adalah sekitar 300 mm, yang berarti bahwa curah hujan tahunan di taman dalam dua hari terakhir sekitar seperenam dari total curah hujan.
Musim panas lalu, beberapa kali hujan menyebabkan air terjun Uluru berukuran lebih keci. Akan tetapi banjir besar di akhir pekan membuat air terjun tersebut menjadi sangat deras.
Alice Springs di dekatnya telah mencatat curah hujan "di atas rata-rata" sepanjang tahun ini, dengan sekitar 50mm turun dalam 24 jam hingga Senin (22/3/2021) pagi. Badan Meteorologi memperkirakan bahwa selama sisa minggu ini, curah hujan di kawasan Kata Tjuta akan menurun.
Taman Australia juga mengatakan bahwa pergi ke Uluru dan air terjunnya setelah hujan lebat adalah pengalaman yang berharga. Hanya sedikit orang yang beruntung yang dapat mengalaminya, dengan matahari terbit dan terbenam merah dan emas yang ikonik hampir sepanjang tahun.
Sebelumnya, Uluru ditutup untuk pendakian pada Oktober 2019 karena protes puluhan tahun oleh suku-suku asli yang tinggal di dekatnya. Denda besar sekarang dikenakan pada orang-orang yang mencoba mendaki Pegunungan Rocky.
Kendati begitu Uluru masih menjadi destinasi populer bagi wisatawan domestik dan internasional. Namun di masa pandemi COVID-19 ini diberlakukan pembatasan ketat terhadap jumlah orang yang dapat mengunjungi situs keramat itu selama 12 bulan terakhir.
Baca juga: 'Panas' di Australia Gara-gara Batu Suci |
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol