Digital Nomad Bisa Bangkitkan Pariwisata Indonesia?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Digital Nomad Bisa Bangkitkan Pariwisata Indonesia?

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Rabu, 31 Mar 2021 09:14 WIB
Work From Home
Foto: iStock
Jakarta -

Digital Nomad atau pengembara digital menjadi incaran di berbagai negara untuk menarik kedatangan wisatawan. Bagaimana jika itu dilakukan di Indonesia?

Fenomena digital nomad biasanya mendatangkan orang asing untuk bekerja jarak jauh dari destinasi yang ada di sebuah negara. Tren ini pun diprediksi bisa meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia.

"Ada lagi yang sekarang sedang menjadi fokus perhatian pemerintah juga adalah digital nomad, jadi bisa kerja di manapun di tempat manapun kapanpun. Jadi dalam terminologi digital nomad, bekerja itu adalah liburan," kata Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara dalam webinar Insights from IDeA: Potensi Pengembangan SDM Vokasi Pariwisata Menyambut Rebound Pariwisata Nasiona

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika ditanya mengenai potensi digital nomad, tentu sangat besar. Misalnya, rata-rata pendapatan individu Digital Nomad dari AS adalah USD 50.000-99.000 atau setara dengan 722 per tahun. Sehingga potensi pendapatan dari digital nomad bisa menembus Rp 21,4 triliun per tahun.

"Artinya kalau ada warga negara asing yang kemudian sudah vaksinasi memperoleh misalkan visa khusus misalkan yang diperuntukkan untuk digital nomad misalnya kemudian spending aja 10% dari 722 juta itu untuk penginapan, itu untuk restoran, berarti ada 72 juta rupiah per 1 orang potensi digital nomad di tempat wisata yang akan dinikmati oleh seluruh pelaku wisata," kata Bhima.

ADVERTISEMENT

Namun, dengan mendatangkan digital nomad tentu model pelayanan pariwisata akan berbeda. Permintaan customer tentu lebih spesifik dibandingkan dengan pelayanan di hotel reguler. Sehingga, SDM yang bekerja pun tak boleh sembarangan.

"Jadi, mereka membutuhkan juga servis atau pelayanan yang saya kira berbeda sama sekali dengan pariwisata yang sifatnya konvensional, di sini butuh sekali saya kira vokasi-vokasi (pariwisata) yang update dengan perkembangan perubahan pariwisata, kemudian tren yang terjadi selama masa pandemi mempercepat perkembangan digital nomad," kata Bhima.

Dengan menyiapkan infrastruktur dan fasilitas di wisata Bali dan 10 Bali, Indonesia bisa mendatangkan WNA untuk digital Nomad.

"Nah ini tinggal Indonesia saingan. Indonesia saingannya kalau digital nomad di Asia tenggara yang paling keras dari Thailand khususnya di daerah Phuket Pattaya, harapannya banyak juga WNA yang akan tertarik untuk menjadi digital nomad," kata Bhima.




(elk/ddn)

Hide Ads