Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kota Ini Lekat dengan Tukang Sayur Bermotor CBR-Ninja 250

Hari Suroto - detikTravel
Rabu, 31 Mar 2021 13:31 WIB
Tukang sayur pakai motor sport di Jayapura
Tukang sayur pakai motor sport di Jayapura (Foto: Hari Suroto/Istimewa)
Jakarta -

Biasanya, motor sport hanya digunakan untuk tunggangan sehari-hari saja. Bagaimana kalau untuk berjualan sayur-mayur? Kejadian itu mungkin cuma ada dan lekat dengan kota ini.

Traveler yang juga hobi motor sport akan menangis begitu berkunjung di Jayapura, Papua. Karena, mereka akan menyaksikan sepeda motor sport yang berharga puluhan juta itu digunakan untuk berjualan sayur-mayur.

Pelaku usaha biasanya memilih sepeda motor bebek sebagai kendaraan operasionalnya, baik itu tukang ojek, kurir atau penjual sayur keliling. Namun hal yang unik terjadi di Kota Jayapura, Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penjual sayur keliling memilih sepeda motor sport yang ber-CC besar sebagai kendaraan untuk mengangkut rak sayur. Keranjang berisi sayur ini berbobot sekitar 200 kilogram.

Sepeda motor sport di Jakarta merupakan kendaraan mewah, berharga puluhan juta dan biasanya hanya dimiliki oleh biker yang hobi touring.

ADVERTISEMENT

Motor sport adalah sejenis sepeda motor yang bertampang dan berpenampilan seperti motor balap atau memiliki performa di atas rata-rata sepeda motor jenis bebek atau skuter.

Sepeda motor sport biasanya dibeli tukang sayur di Jayapura bukan untuk menjadi pilihan kedua atau menjadi kendaraan hobi. Dimensi bodi yang besar, tanpa kompartemen untuk barang bawaan, termasuk posisi duduk yang menunduk membuat motor sport kurang bisa diandalkan untuk menunjang pekerjaan sehari-hari.

Namun teori ini tidak berlaku bagi para penjual sayur keliling di Kota Jayapura. Mereka menggunakan motor sport seperti Honda CBR 250 RR, Kawasaki Ninja 250 R dan Yamaha R 25.

Motor sport ini dipilih oleh penjual sayur keliling sebagai kendaraan operasional karena bagian dari hobi. Ya benar pada umumnya para penjual sayur ini adalah biker yang hobi touring di akhir pekan.

Selain itu, pagi hari, adalah jam sibuk, jalanan Kota Jayapura sangat macet. Ada siswa pergi sekolah dan jam berangkat ke kantor.

Padahal pagi hari adalah jamnya operasionalnya penjual sayur. Para ibu rumah tangga sudah menunggu membeli dagangan mereka.

Dengan sepeda motor, kendaraan ini dinilai bergerak lebih mudah di saat kemacetan terjadi. Sepeda motor dianggap mampu melewati gang-gang dan jalan sempit perumahan.

Selain itu, motor sport adalah bagian dari strategi marketing, penjual sayur yang menggunakan motor ini akan lebih menarik perhatian para pembeli.

Para penjual sayur ini wilayah operasionalnya tidak hanya Kota Jayapura saja, mereka juga berjualan hingga ke luar kota. Mereka berjualan sampai Sentani, Kabupaten Jayapura.

Jaraknya sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Jayapura. Sehingga motor sport yang bertenaga lebih besar ini dipilih sebagai kendaraan operasional penjual sayur.

Kalau diperhatikan, total harga sayur dagangan tidak sebanding dengan harga motor yang puluhan juta.

Hal yang paling dikhawatirkan para tukang sayur yang memakai motor sport di Jayapura ini adalah kalau motor mereka ambruk atau nyungsep. Sayur akan berhamburan dan tahu tempe hancur berantakan.

***

Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.




(msl/msl)

Hide Ads