Wow, Jet Supersonik Ini Dirancang Bisa Tempuh LA-Tokyo Kurang dari 3 Jam

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wow, Jet Supersonik Ini Dirancang Bisa Tempuh LA-Tokyo Kurang dari 3 Jam

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Rabu, 31 Mar 2021 22:14 WIB
Supersonic Aerion AS2
Supersonic Aerion AS2 (dok. Aerion)
Los Angeles -

Biasanya, perjalanan dari Los Angeles ke Tokyo bisa menempuh waktu selama belasan jam. Namun, pesawat supersonik ini hanya butuh kurang dari 3 jam.

Mengutip CNN Travel, Rabu (31/3/2021) Aerion AS3 adalah pesawat komersial Mach 4+ mampu mengangkut 50 penumpang. Masih dalam perancangan konsep dan desain, pesawat ini rencananya bisa menempuh jarak hanya dalam tiga jam dari titik manapun. Bahkan kurang dari tiga jam untuk Los Angeles-Tokyo.

"Visi kami adalah membangun masa depan, di mana manusia bisa melakukan perjalanan di antara dua titik mana pun di planet kita dalam waktu tiga jam," kata CEO Aerion, Tom Vice.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal tahun ini, Aerion telah memperluas kemitraannya dengan Pusat Penelitian Langley NASA. Fokusnya adalah penerbangan komersial dalam kisaran 3-5 Mach, atau 3.700 hingga 6.200 km per jam. Itu berati tujuh kali lebih cepat dari pesawat jarak jauh biasa!

ADVERTISEMENT

AS3 adalah pesawat kedua dalam Jet Aerion dan merupakan rencana masa depan untuk pesawat supersonik hybrid-listrik. Sedangkan AS2 rencananya bisa menempuh perjalanan dari New York ke London dalam 4,5 jam.

Jet bisnis yang menampung 8-12 penumpang tersebut akan melakukan perjalanan dengan kecepatan Mach 1.4 atau lebih dari 1.700 km per jam. Penerbangan AS2 dijadwalkan pada tahun 2024 dan perusahaan berencana membawa pesawat untuk wisatawan pada 2026.

Supersonic Aerion AS2Supersonic Aerion AS2 Foto: (dok. Aerion)

Aerion saat ini tengah membangun kantor pusat global baru yang sangat besar di Florida, tepat di sebelah Bandara Internasional Orlando Melbourne untuk mengerjakan proyek ambisius mereka.

Jet supersonik terakhir yang melintasi langit adalah Concorde yang sudah tidak beroperasi lebih dari 17 tahun lalu. Mengagumkan, namun tentu operasionalnya membutuhkan biaya dan dampak lingkungan yang tinggi.

"Concorde adalah sebuah mesin yang brilian, sebuah eksperimen yang mulia. Namun, menimbulkan terlalu banyak emisi di lingkungan, terlalu banyak kebisingan di komunitas kita dan terlalu mahal untuk dioperasikan.

"Dunia tidak dapat menunggu hingga tahun 2050 untuk menjadi karbon netral. Kita harus melakukannya hari ini," kata Vice.

Mitra dalam program Aerion adalah GE yang memproduksi mesin supersonik Affinity dan Spirit Aerosystem yang membuat badan pesawat bertekanan AS2.

"Kami harus merancang pesawat yang sangat efisien dengan pembakaran bahan bakar serendah mungkin. Jadi, kami menghabiskan 10 tahun memikirkan aerodinamika canggih dan mesin hemat bahan bakar. Kami telah merancang secara khusus seputar kebisingan dan emisi," kata Vice.

Salah satu yang tak dimiliki AS2 namun dimiliki Concorde adalah afterburner, dimana bahan bakar disemprotkan ke knalpot mesin dan dibakar untuk meningkatkan daya dorong selama lepas landas dan akselerasi.

"Kami mengesampingkan itu karena terlalu berisik dan menimbulkan terlalu banyak emisi di lingkungan," kata Vice.

"Hal kedua yang kami pikirkan adalah sumber energi kami. Kami menginginkan pesawat yang tak bergantung pada bahan bakar fosil dan yang dapat beroperasi dengan 100 persen bahan bakar sintetis sejak hari pertama," tambahnya.




(elk/ddn)

Hide Ads