Australia dan Selandia Baru segera menjalin travel bubble. Otomatis, itu membebaskan aturan karantina dari kedua negara.
Melansir Travel+Leisure, Selandia Baru menjadi salah satu negara yang mendapatkan pujian dalam menghadapi virus Corona karena kebijakan lockdown ketat yang diterapkan untuk warganya. Namun, negara ini akhirnya mengambil langkah besar untuk meluncurkan travel bubble dengan Australiua mulai 19 April 2021.
"Keberhasilan tim kami dalam mengelola COVID 19 dan mempertahankannya selama 12 bulan terakhir sekarang membuka peluang untuk terhubung kembali dengan orang yang dicintai dan melakukan perjalanan Trans-Tasman," kata Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, dalam sebuah pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selandia Baru menutup perjalanan internasional sejak pertengahan Maret 2020. Kini, Ardern mengatakan bahwa risiko penularan virus Corona antara Selandia Baru dan Australia tergolong rendah.
Mengutip CNN, travel bubble memungkinkan warga dari kedua negara tak perlu lagi melakukan karantina. Ini dilakukan untuk meningkatkan sektor ekonomi negara lewat perjalanan internasional.
"Travel bubble itu merupakan awal dari babak baru dalam tanggapan dan pemulihan bersama kami yang telah dilakukan dengan kerja keras," kata Ardern dalam konferensi pers.
"Ini membuat Selandia Baru dan Australia relatif unik. Saya tahu, keluarga teman dan bagian dari perekonomian kita akan menyambutnya. Seperti yang saya tahu saya pasti lakukan," dia menambahkan.
Travel bubble antara Australia dan Selandia Baru itu memberikan kebebasan dari dua negara. Tapi, tetap dicantumkan wisatawan tak akan diizinkan bepergian jika tes COVID-19 menunjukkan hasil positif dalam 14 hari sebelumnya atau menunjukkan gejala mirip flu.
Warga Australia yang mengunjungi Selandia Baru juga harus berada dalam 'penerbangan zona hijau'. Artinya, semua penumpang telah berada di Australia kurang lebih 14 hari sebelum terbang.
Selain itu, pendatang akan dimintai informasi kontak terperinci dan diwajibkan menggunakan aplikasi NZ COVID Tracer. Tak lupa, masker diharuskan saat berada dalam penerbangan, pemeriksaan suhu juga akan dilakukan secara acak.
Pengunjung harus siap mengikuti arahan baru kapan saja jika ada perubahan dan virus Corona mulai menyebar. Jika kasus yang tak diketahui terdeteksi, lockdown jangka pendek selama 72 jam akan diberlakukan dan berdampak pada penundaan penerbangan. Nantinya, jika beberapa kasus ditemukan pengunjung bisa melakukan aktivitas kembali.
Hingga kini, Selandia Baru memiliki 2.524 kasus dengan 26 orang meninggal dunia. Adapun Australia dengan 29.365 kasus dan 909 meninggal dunia.
(elk/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum