Pada pemaparan terakhir diskusi kali ini, Founder Indonesia Ecotourism Network Ary S. Suhandi menyampaikan, bahwa perubahan iklim itu nyata dan sesuatu yang sangat penting untuk disikapi.
Pariwisata memiliki faktor eksternal yang sangat mempengaruhi, dimana perubahan iklim menjadi faktor utama disamping faktor lain seperti bencana alam, penyakit menular, konflik sosial/politik dan terorisme.
"Pariwisata bukan hanya sebagai 'korban' pemanasan global, namun pariwisata juga ikut berkontribusi pada masalah ini. Berdasarkan data Nature Climate Change (2018) yang disadur dari Sustainable Tourism International, pariwisata bertanggung jawab atas 8% emisi karbon dunia," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ary menambahkan, Virtual Tour tidak hanya menyajikan sebuah perjalanan wisata ke destinasi yang ditawarkan, akan tetapi juga dapat menjadi sarana untuk mengedukasi peserta tentang masalah lingkungan, konservasi dan sosial, juga penggalangan dana perbaikan lingkungan.
Diskusi yang dipandu oleh Kepala Sub Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam, Badi'ah dihadiri oleh sekitar 250 peserta yang terdiri dari Kementerian/Lembaga, organisasi non-pemerintah, perguruan tinggi, sektor privat dan individu.
Simak Video " Video: Kemenhut Tutup Tempat Usaha Ilegal di TWA Lembah Anai Sumbar"
[Gambas:Video 20detik]
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!