Namun, Nandang mengatakan kalau adanya pandemi berdampak positif bagi alam, dan memberikan waktu untuk alam beristirahat dari hiruk pikuk pengunjung, dan memulihan ekosistem secara alami.
"Tren wisata ke depan memiliki strategi 3C (Community, Commodity dan Conservation). Commodity, yaitu bagaimana agar tidak tergantung pada Taman Nasional (TN) atau Taman Wisata Alam (TWA) tetapi harus ada alternatif obyek daya tarik wisata alam di sekitar TN dan TWA, karena akan ada pemberlakuan kebiasaan baru yang lebih ketat. Unsur Conservation di TN atau TWA seperti pembatasan mass tourism. Selanjutnya Community atau masyarakatnya perlu disiapkan dalam menghadapi kebiasaan baru," jelas Nandang.
Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Murlan Dameria Pane menyampaikan, bahwa dalam merespon PSBB TNTP membuat video untuk mengobati kerinduan para calon pengunjung. Khususnya tentang bagaimana cara mengunjungi TNTP dengan kebiasaan baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Virtual Tour mungkin tidak bisa sama dengan kunjungan fisik. Namun dapat mengobati rasa rindu kita terhadap objek wisata alam," ujar Murlan.
Selanjutnya, Co-founder Jagaddhita dan perkumpulan untuk Interpretasi Indonesia ('P'InterIn) Wiwien T. Wiyonoputri menyampaikan, bahwa virtual tour memiliki spektrum, layaknya warna.
Dari spektrum bentuk pengalaman, Virtual Tour tidak menggantikan pengalaman wisata yang sesungguhnya, tapi bermanfaat bagi banyak orang dan tempat dengan keterbatasan.
"Dari spektrum karakter acara, Virtual Tour itu engaging dan interpretif, yang sangat memikat serta melibatkan pengunjungnya," tambahnya.
Kemudian, Founder Sebumi Iben Yuzenho menyampaikan, bahwa konservasi tidak harus dilakukan di tempat yang jauh dan pesan tersebut bisa disampaikan dengan mendorong perubahan gaya hidup.
Ekowisata sebagai bagian layanan ekosistem di kawasan konservasi bertumpu pada keseimbangan pengelolaan ekologis dan sosiologis. Aktivitas ekowisata di kawasan konservasi harus memperkuat fungsi dasar perlindungan dan pengawetan yang dimanifestasikan dalam pesan konservasi.
"Virtual Tour merupakan media alternatif penyampaian pesan konservasi yang efektif dan efisien dalam bentuk promosi dan edukasi interpretasi alam, budaya dan inisiatif keberlanjutan di destinasi ekowisata," terangnya.
Selanjutnya: Dampaknya untuk perubahan iklim
Simak Video " Video: Kemenhut Tutup Tempat Usaha Ilegal di TWA Lembah Anai Sumbar"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol