Curhat Pilot Saat Pandemi: Gila! Kami Satu-satunya Pesawat di Langit

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Curhat Pilot Saat Pandemi: Gila! Kami Satu-satunya Pesawat di Langit

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Sabtu, 17 Apr 2021 05:43 WIB
Beginilah potret ruang kemudi pesawat atau kokpit yang menjadi ruangan bagi sang pilot untuk mengendalikan laju pesawat terbang. Mulai dari lepas landas hingga kembali mendarat.
Ilustrasi pilot di dalam kokpit pesawat (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

Beginilah kehidupan nyata para pilot era COVID-19. Saat mengudara, pada suatu waktu, mereka merasa sendirian saat di langit.

Kisah pertama dari Darrell Myers. Diberitakan CNN, seperti tak nyata ketika hampir semua penerbangan penumpang ditutup di bulan Maret membuat pilot kargo seperti dia terbang sendirian.

"Kami melihat kehancuran melanda industri penerbangan," kata Myers, presiden Asosiasi Pilot Maskapai Luksemburg, yang juga kapten Cargolux.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada saat-saat ketika perusahaan saya, kami, adalah satu-satunya pesawat di langit," imbuh dia.

Seperti banyak pekerja esensial, pilot internasional harus menyesuaikan diri. Karena, lingkungan kerja menjadi sangat berbeda selama 12 bulan terakhir.

ADVERTISEMENT

Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan lalu lintas udara paling tajam dalam sejarah. Maskapai terpaksa memberhentikan hampir setengah jumlah pilotnya, menurut survei terbaru dari Goose Recruitment dan FlightGlobal.

Pilot yang masih terbang harus menerima fakta bahwa jadwal penerbangan saat pandemi virus Corona berkurang tajam. Mereka juga harus dites COVID-19 reguler dan melakukan isolasi terbatas di kamar hotel saat singgah.

Pilot lain, Jason Voudri, juga harus merasakan larangan bekerja selama beberapa bulan. Dalam prosesnya, dia bisa terbang lagi namun harus melakukan pelatihan di simulator lebih dahulu sebelum mulai terbang untuk Air Senegal.

Kembali mengudara sejak 8 Januari, dia termasuk yang beruntung. Ia bersyukur menjadi bagian pilot yang benar-benar memiliki pekerjaan.

Mereka yang kini masih terbang harus melalui begitu banyak pemeriksaan dan protokol kesehatan termasuk menyeka kenop di kokpit.

Saat ini, penerbangan yang dilakukan oleh maskapai tempat bekerja Voudri hanya berjalan tiga hari seminggu.

Mereka juga telah mengelompokkan beberapa tujuan, mengubah penerbangan nonstop menjadi penerbangan transit.

Pilot yang secara teratur terbang antar negara menghadapi berbagai peraturan tes SWAB berkali-kali, singgah, hingga waktu istirahat.

Beberapa negara mengecualikan pilot dari persyaratan pengujian dan karantina, selama mereka mematuhi aturan memakai masker dan jarak sosial.

Sementara yang lain mengharuskan mereka tetap di hotel atau bahkan hanya di dalam kamar hotel dan sendirian saat singgah.

Selanjutnya, aturan isolasi yang memberatkan pilot>>>

Isolasi diperpanjang

Hong Kong memperkenalkan kebijakan paling ketat di dunia terhadap awak udara bulan lalu. Mereka mewajibkan para kru untuk melakukan karantina di kamar hotel selama 14 hari.

FedEx mengatakan dalam sebuah memo internal yang menawarkan relokasi dalam menanggapi kebijakan itu. Karantina dalam periode yang lama berkaitan erat dengan waktu bersama keluarga.

Taiwan dan beberapa negara bagian di Australia semuanya telah memperketat aturan karantina untuk awak penerbangan selama beberapa bulan terakhir, setelah insiden tertentu.

The International Federation of Air Line Pilots memperingatkan bahwa lockdown total mungkin memiliki efek merugikan pada kesehatan mental.

Meidan Barr, ketua Asosiasi Pilot Maskapai Israel, percaya bahwa sistem saat ini bukanlah yang mendukung pemulihan pasca pandemi. Dia ingin standar global ditetapkan karena sebagian besar telah divaksinasi.


Hide Ads