Bus Anti Peluru Satu-satunya di Indonesia, Ada di Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bus Anti Peluru Satu-satunya di Indonesia, Ada di Papua

Hari Suroto - detikTravel
Senin, 19 Apr 2021 09:40 WIB
Bus Antipeluru Freeport
Foto: Bus anti peluru Freeport (Afif/detikTravel)
Tembagapura -

Di Papua, ada bus yang sangat unik. Bus ini satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia. Apalagi kalau bukan bus anti peluru milik Freeport Indonesia.

Bus menjadi moda transportasi untuk perjalanan jauh. Oleh operator bus dibuat senyaman mungkin bagi para penumpang, bus didesain kekinian tidak kalah dengan fasilitas yang ada di pesawat.

Namun ada bus yang unik, mungkin satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia. Bus ini terdapat di Mimika, Papua yaitu bus karyawan Freeport Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bus ini digunakan untuk mengangkut karyawan Freeport Indonesia dari Terminal Gorong Gorong dan Bandara Moses Kilangin Timika menuju Tembagapura, yang jaraknya 80 kilometer atau sekitar 2,5 - 3 jam perjalanan.

Fasilitas bus ini tidak semewah bus yang melintasi tol Trans Jawa, namun bus karyawan Freeport ini lebih mengutamakan keselamatan penumpangnya. Seperti diketahui, perjalanan dari Timika ke Tembagapura sangat beresiko.

ADVERTISEMENT

Selain kondisi jalan yang terjal, pada beberapa titik sering terjadi penembakan oleh KKB. Maka dari itu, bus karyawan Freeport Indonesia dilengkapi dengan menggunakan teknologi anti peluru.

Bus karyawan yang dimodifikasi dari truk Iveco Trakker 380 4Γ—4 yakni bak belakang diganti dengan manhaul bus bodies. Tiap unit bus buatan Italia tersebut bisa menampung 56-60 penumpang.

Setiap bus juga selalu dilengkapi pengawalan dari pasukan pengamanan bersenjata lengkap. Kendaraan ini selalu berjalan beriringan sekitar 7 - 12 bus.

Bus anti peluru yang biasa digunakan untuk perjalanan dari Timika-Tembagapura sejauh 2,5 - 3 jam, dengan kecepatan rata-rata 40 km per jam ini, hampir seluruh bagiannya anti peluru, termasuk jendela bus yang juga ditutup dengan plat logam anti peluru dengan hanya menyisakan seperdelapan bagian di sisi atas jendela agar cahaya bisa masuk.

Sopir mendapat perlindungan tambahan dengan mengenakan rompi anti peluru, kevlar, hingga helm anti peluru.

Meski bus anti peluru ini dianggap aman untuk melindungi dari serangan KKB, hal itu tentu sangat relatif, mengingat bus tersebut bisa saja luluh lantak apabila KKB menggunakan senapan dengan peluru kaliber 12,7 x 99 mm.

---
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.




(wsw/wsw)

Hide Ads