Mimpi Sandiaga Ada Aplikasi Pengecek Kerumunan di Tempat Wisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mimpi Sandiaga Ada Aplikasi Pengecek Kerumunan di Tempat Wisata

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Rabu, 21 Apr 2021 12:29 WIB
Sandiaga Uno
Sandiaga Uno Foto: (Sui Suadnyana/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah sudah memutuskan melarang mudik namun tetap membuka tempat-tempat wisata di daerah. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ingin ada aplikasi yang bisa mendeteksi kerumunan orang di tempat wisata.

"Sebetulnya mimpiku yang belum terealisasi ini adalah heatmap itu yang bisa dipakai di aplikasi. Jadi kalau ada orang di destinasi wisata orang tahu kerumunannya seperti apa," ujar Sandiaga Uno saat ditemui detikcom di tempat kerjanya, Gedung Sapta Pesona Lantai 16, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Diharapkan dengan adanya aplikasi pendeteksi kerumunan itu orang bisa memantau kondisi di sebuah tempat wisata. Kalau terlalu padat, wisatawan sebaiknya memilih tempat lokasi lain. Juga berguna buat para pemilik tempat wisata dalam mengontrol kerumunan di tempat wisatanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandiaga mengatakan dirinya sudah melakukan pendekatan dengan perusahaan teknologi namun belum ada tindak lanjutnya.

Di saat pandemi seperti ini, Kemenparekraf, lanjut Sandiaga Uno memang mengandalkan wisatawan domestik. Namun di sisi lain, wisatawan domestik juga harus terlindungi dari penularan virus Corona selama di tempat wisata dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

ADVERTISEMENT

"Kita saat ini fokus di nusantara, selama ini masih ada travel banned ya wisatawan domestik itu jadi pasar kita, terutama di 5 Destinasi Super Prioritas seperti Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Likupang," ujarnya.

Selama tahun 2020, di saat ada travel banned di berbagai negara, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya mencapai 4,02 juta kunjungan atau turun sebesar 75,03 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 16,11 juta kunjungan.

Turun drastisnya jumlah turis asing ini membuat Sandiaga harus mengandalkan kunjungan wisatawan domestik. Di saat ada larangan mudik, tempat wisata di daerah masih diperbolehkan dibuka demi menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Pembukaan tempat wisata harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

"Langkah pemerintah dengan PPKM mikro ini sudah membuahkan hasil kita bagaimana dalam bingkai PPKM mikro ini beradaptasi dan terus memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Pariwisata itu bukan part of the problem justru part of solution kl bisa menerapkan prokes yang ketat, memang di lapangan ini akan diuji," ujar Sandiaga.




(ddn/sym)

Hide Ads