Wisata Jebol, Situasi Bintan Sudah Seperti Semi Lockdown

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Jebol, Situasi Bintan Sudah Seperti Semi Lockdown

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Rabu, 21 Apr 2021 16:45 WIB
Sandiaga Uno Tunjukkan Lengkapnya Infrastruktur dan Ketatnya Penerapan Protokol Kesehatan Kawasan Bintan
Sandiaga saat di Bintan Foto: (Kemenparekraf)
Jakarta -

Sedianya hari ini dua kawasan wisata di Kepulauan Riau yakni Nongsa Point Marina di Batam dan Lagoi di Bintan akan dibuka untuk wisatawan mancanegara dari Singapura. Namun apa daya travel bubble antara Kepri dan Singapura harus diundur lagi demi mencegah penularan COVID-19.

Awalnya travel bubble antara Nongsa-Singapura dan Bintan-Singapura direncanakan dibuka pada 21 April 2021, bertepatan dengan Hari Kartini. Namun, kemudian diundur hingga 7 Mei 2021 dan diundur kembali hingga Agustus 2021.

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan kondisi di Bintan saat dia kunjungi beberapa waktu lalu sudah cukup memprihatinkan. Suasananya sudah seperti sebuah daerah yang tengah di-lockdown karena jumlah turis mancanegara yang berkurang drastis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bintan ada dua industri yang menopang, pariwisata dan pertambahangan, pertambaham masih jalan smelter Bintan Alumina Indonesia masih jalan. Tapi yang pariwisata jebol banget jadi seperti semi lockdown. Waktu (saya) di Lagoi keren banget, kalau suka water sport, golf itu mah surga, tapi kosong nggak ada orang, biasanya kan yang datang dari Singapura. Nah ini yang mau kita kembangkan," ujar Sandiaga saat berbincang dengan detikcom di kantornya, Gedung Sapta Pesona, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

Untuk pembukaan wisata dengan Singapura ini, Sandiaga mengatakan pihaknya akan bertemu dengan PM Singapura dalam beberapa hari ini. "Saya diberi tahu salah satu topik pembicaraannya adalah travel corridor Batam dan Bintan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pembukaan wisata di Kepri untuk wisatawan asing seperti dari Singapura, pastinya tidak bisa dilakukan oleh Indonesia sendiri. Harus ada kerja sama dengan Singapura.

"Level vaksinasinya seperti apa, terus bagaimana perangkat testing yang diperlukan saat berangkat, sampai dan pulang lagi supaya tidak kena karantina 14 hari. Ini yang kita finalisasi," ujar Sandiaga.

Padahal wisata Kepri seperti Bintan punya banyak potensi. Sandiaga merujuk salah satunya adalah hotel yang aslinya sebuah kapal pesiar yakni Doulos Phos The Ship Hotel yang disebut sebagai hotel terapung yang pertama di Indonesia.

"Itu sister kapal Titanic ditaruh di situ untuk jadi hotel itu kosong juga. Jadi kalau menurut saya kita itu punya jewel di Bintan," ujarnya.

Keputusan mundurnya travel bubble Kepri dan Singapura diungkapkan langsung oleh Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad. "Pada 7 Mei kemungkinan belum. Makanya kita musti tekan terus (angka penularan COVID-19)," kata Ansar dikutip dari Antara.

Ia mengatakan telah bertemu dengan Konjen Singapura, yang menyatakan kemungkinan rencana travel bubble bisa dilaksanakan pada Agustus 2021.

Dalam rencana penerapan travel bubble, Pemerintah Singapura mempertimbangkan penularan COVID-19. Meski secara kawasan khusus di Nongsa dan Bintan Resort angka penularan bisa dikendalikan, tapi secara keseluruhan kasus positif COVID-19 di Kepri meningkat.

"Kita mendorong ini bicara 'point to point'. Artinya kita bicara Singapura-Nongsa dan Singapura Bintan Resort. Maka kawasan itu betul-betul kita jaga. Tapi Singapura pasti mempertimbangkan kondisi COVID-19. Maka kita jaga betul ini," ujar Ansar.

Dia mendorong agar travel bubble dengan Singapura bisa dilaksanakan, demi menghidupkan kembali sektor pariwisata yang tumbang karena pandemi COVID-19.

Ansar menyatakan kekhawatirannya apabila perbatasan untuk perjalanan pariwisata tidak segera dibuka, maka akan terjadi pemutusan hubungan kerja di hotel dan resor.

"Karena kita menjaga juga, jangan sampai kawasan-kawasan wisata yang masih bertahan karyawannya, PHK besar-besaran. Bertambah berat beban kita ke depan, bicara pertumbuhan ekonomi," ujarnya.




(ddn/iah)

Hide Ads