Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkan 20 situs di DI Yogyakarta menjadi warisan geologi. Situs ini tersebar di empat kabupaten, Gunungkidul, Bantul, Sleman dan Kulonprogo yang semuanya sudah menjadi tempat wisata dan berpotensi dikembangkan menjadi destinasi baru.
"Setelah penetapan ini menjadi warisan geologi ini bisa dimanfaatkan menjadi kawasan lindung geologi, kawasan laboratorium alam dan pariwisata," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono di Gedung Wisanggeni, Kompleks Kepatihan, kepada wartawan, Rabu (21/4/2021).
Situs-situs tersebut ada yang sudah eksis menjadi tempat wisata. Di antaranya, Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil-Suroloyo, Perbukitan asal struktur Widosari, Formasi Nanggulan eosen Kalibawang, Goa Kiskendo dan Mangan Kliripan-Karangsari di Kabupaten Kulonprogo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian di Kabupaten Sleman, kompleks perbukitan instrusi Godean, kompleks Batuan Merapi tua Turgo-Pakem, aliran piroklastik Bakalan, Tebing Breksi piroklastik Sambirejo, rayapan tanah Ngelepan, lava bantal Berbah, Batugamping Eosen.
Di Kabupaten Bantul, Sesar Opak Bukit Mengger, Lava Purba Mangunan, Gumuk Pasir Parangtritis. Di Kabupaten Gunungkidul ada Gunung Ireng Pengkok, Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Genthong Gedangsari, Bioturbasi Kali Ngalang, Gunung Api Purba Siung-Batur-Wediombo.
Jumlah 20 warisan geologi ini, kata Eko, ada tambahan dari 11 usulan Pemerintah Daerah (Pemda) DI Yogyakarta karena pertimbangan konservasi alam dan potensi wisata.
"Karena dengan penetapan ini bisa berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, wisata, kelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Kepala Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Bambang Widhyo Sadmo menjelaskan penetapan warisan geologi menambah konservasi alam di DIY yang sudah mendapatkan penetapan dari Gunungsewu UNESCO Global Geopark.
"DIY saat ini merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia yang telah mendapatkan penetapan Warisan Geologi dan Kawasan Cagar Alam Geologi," ujar Bambang.
Ia mengatakan, 20 warisan geologi di DI Yogyakarta ini memiliki potensi negatif bencana geologi. Sebagai contoh adanya aktivitas erupsi Gunung Merapi, gempa bumi, dan gerakan tanah. "Tapi, fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa seluruh pihak berkepentingan terutama masyarakat di wilayah ini telah memiliki pemahaman dan ketangguhan terhadap bencana geologi yang terus dikembangkan ke depannya," katanya.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Alam Jogja yang Recommended |
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!