Pria keturunan Tionghoa asal Samarinda, Muhammad Jusuf Hamka bercita-cita membangun 1.000 masjid. Ternyata ada cerita menarik di balik niatnya tersebut.
Dikenal sebagai bos jalan tol yang dermawan, Jusuf Hamka menceritakan awal mula dia mengatakan ingin membangun 1.000 masjid. Ternyata pada awalnya dia hanya ingin membangun satu masjid.
"Ngomong seribu itu sebenarnya gara-gara asal ngebacot aja asal ngucap aja, saya percaya itu disentil sama Allah, gara-gara waktu masjid pertama, teman-teman nanya, waktu itu ada wartawan, 'Ini bisa bangun berapa?' 'Ya Insyallah seribu sih bisa lah,' gitu jadi akhirnya jadi terus terusan," kata Jusuf saat dihubungi detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Jusuf menuturkan dengan bismillah, kun fa yakun, jika Allah berkendak maka akan terjadi. Nantinya jika tak bisa menyelesaikan pembangunan 1.000 masjid, maka akan diteruskan oleh anak cucunya.
"Makanya saya bilang sama anak-anak saya, kalau ayah nggak bisa bikin seribu- Insyallah tahun ini mungkin bisa 10- selanjutnya kalau Allah sudah dipanggil sang Khaliq, kamu harus nerusin. Syukur-syukur kalau saya ada saya bisa bikin 100, jadi anak-anak yang 900-nya, pelan tapi pasti kan," kata Jusuf.
Proyek pertamanya adalah di kolong tol Tanjung Priok, Jalan Warakas, Jakarta Utara. Lalu kedua di pintu masuk tol Ancol, Jakarta Utara. Nah, saat pembangunan kedua ini, ada pengusaha dari Artha Graha Peduli yang ingin membiayai pembangunan masjid.
![]() |
"Pertama di kolong tol, terus kemudian yang kedua di Ancol ternyata pas lagi mau bangun ada umat Buddha, dia bilang 'Udah saya yang bangun aja, saya bilang, 'Kamu Buddha, 'Lha emang kenapa nggak boleh?', 'Ya sudah bangun aja, Artha Graha Peduli," kata Jusuf.
Pembangunan masjid ketiga berada di pintu tol Depok-Antasari (Desari), Cilandak, Jakarta Selatan. Lalu pembangunan keempat, kembali ada seseorang yang ingin membantu bahkan mengambil alih pembangunan, dialah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto.
"Itu saya udah buat tiga perempat jadi tau tau pak Airlangga bilang, 'saya take over ya' saya bilang 'Ambil aja ngga usah (take over) apa apa,' 'Nggak, saya mau bayar buat orang tua saya', Jadi akhirnya nama orang tuanya nama ibunya, Tien ibu Tien, Ibu hartini kan nama ibunya," kata Jusuf.
Masjid-masjidnya dinamai Babah Alun yang diambil dari nama kecil Jusuf, Alun Josef. Masjid yang terletak samping gerbang tol Sentul Barat tersebut pun dinamai Masjid Jami Tine-Tang manage by Babah Alun. Kemudian ada juga Masjid Babah Alun di samping jalan tol Depok Antasari, letaknya di kantor operasional jalan tol, persis sebelum gerbang tol Antasari.
"Namanya Masjid Babah Alun, kalau yang di Ancol Babah Alun AGP karena bantuan dari Artha Graha Peduli, terus yang di Sentul Barat namanya Masjid Jami Tine Teng manage by Babah Alun, karena sumbangan dari Pak Airlangga pada tanggal 8 April kemarin diresmikan," kaya Jusuf.
![]() |
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan