Di masa pandemi banyak aktivitas yang tertunda. Namun bunga-bunga yang bermekaran di dunia masih menunjukkan pesona mereka.
Mulai dari sakura di Jepang, ladang tulip Keukenhof di Belanda hingga bluebell ungu di Hallerbos selatan Brussel, Belgia. Semua terlihat indah di musim semi.
"Bunganya ada di sana. Alam menolak untuk dihentikan oleh siapapun," kata Walikota Halle, Marc Snoeck, yang pada tahun kedua masa pandemi ini harus menjauhkan wisatawan dari hutan kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di seluruh dunia, pihak berwenang terus berusaha mencegah penyebaran gelombang baru kasus Corona. Kerumunan menjadi hal yang ditakutkan. Namun di saat yang sama, keindahan alam yang menenangkan datang.
"Cuacanya bagus dan keindahan alam untuk dinikmati," kata Snoeck.
"Keamanan mengalahkan segalanya. Meski menyenangkan menikmati waktu ini dan keindahan bluebell ungu, kami sama sekali tak ingin ada yang sakit," tambahnya.
Biasanya, ada lebih dari 100.000 pengunjung yang datang dalam tiga pekan untuk melihat ladang ungu di Halle. Pada musim semi lalu saat Eropa bergulat dengan gelombang pertama, Snoeck sudah menutup hutan sebanyak mungkin.
Karena ini adalah hutan terbuka, larangan penuh tak dibolehkan. Jadi, Snoeck hanya tak mengoperasikan angkutan bus khusus dan mengeluarkan larangan parkir untuk mencegah wisatawan datang.
"Jika mereka semua harus muncul dalam tiga akhir pekan ini, akan ada terlalu banyak yang tak menjaga jarak. Tak semua orang memakai masker saat seperti ini, dan tentu itu perlu," tambah Snoeck.
Ladang tulip Keukenhof adalah hasil kreasi manusia. Dua tahun lalu, 1,5 juta orang mengunjunginya dalam delapan minggu. Penanaman bunga dimulai pada bulan September.
"Setiap tahun, kami membuat Keukenhof yang paling indah. Kami tidak berpikir tentang wisatawan yang tak datang. Kami selalu melakukannya untuk wisatawan, jika perlu secara digital. Tapi tidak ada yang lebih baik daripada kedatangan pengunjung," kata mandor Keukenhof, Stefan Slobbe.
Jepang pun mengalami hal yang sama, bunga sakura yang menjadi dambaan bagi banyak wisatawan bermekaran bulan lalu. Bunga ini sangat mempengaruhi budaya Jepang selama berabad-abad, sehingga pesonanya begitu menarik.
Namun tahun ini, seperti tahun lalu. Pandemi membuat keindahan sakura tak bisa dinikmati wisatawan. Padahal biasanya berbondong-bondong orang melihat pesona sakura.
"Tolong jangan berkumpul untuk menikmati bunga sakura," tulis sebuah peringatan.
Meski begitu, kurangnya wisatawan yang datang ke Hallerbos juga akan menguntungkan. Biasanya bunga yang terinjak-injak tak akan tumbuh kembali di tahun berikutnya. Jadi, setelah pandemi selesai, ladang bluebell mungkin akan lebih baik.
"Semakin sedikit wisatawan akan membuat alam semakin indah," kata Snoeck.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!