Selain Indiana Jones, ada lagi film bertema arkeologi seru yaitu Lawrence of Arabia. Film ini diangkat dari kisah nyata seorang arkeolog yang menjadi agen rahasia.
Terusan Suez yang menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah pada awal abad 20, dinilai sangat vital, mampu memangkas perjalanan kapal dari Eropa ke Asia.
Pada waktu itu, terusan ini dikelola oleh Inggris. Menjelang Perang Dunia I, Inggris sangat ketakutan, jangan sampai Terusan Suez jatuh ke tangan Jerman, yang waktu itu bersekutu dengan Kekaisaran Otoman Turki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencegah hal ini, Inggris menugaskan arkeolog TE Lawrence. Selama ini dikenal film fiksi tentang petualangan arkeologi yang fenomenal yaitu Indiana Jones.
Namun ada satu lagi film petualangan arkeologi yang sama-sama fenomenal, namun film ini berasal dari kisah nyata yang tentu saja dibumbui dengan kisah-kisah yang dilebih-lebihkan.
Film ini adalah Lawrence of Arabia disutradarai oleh David Lean, diproduksi pada 1962.
Film ini berisi kisah nyata arkeolog Oxford, Thomas Edward Lawrence di Timur Tengah berdasarkan catatan pribadinya yang berjudul Seven Pillars of Wisdom.
TE Lawrence dalam sejarah Timur Tengah disebut juga sebagai bapak nasionalisme negara-negara Arab modern.
Lawrence akan selalu dikenang oleh orang Timur Tengah sebagai pahlawan yang membantu mengalahkan Kekaisaran Ottoman Turki di Timur Tengah.
Pada waktu itu wilayah Timur Tengah dikuasai Kekaisaran Ottoman.
Baca juga: Nonton Bioskop dalam Kamar Hotel? Bisa! |
TE Lawrence bersama Emir Faisal memimpin pasukan gerilyawan Badui selama Pemberontakan Arab melawan Kekaisaran Ottoman pada 1916-1918.
TE Lawrence belajar di Jesus College, Oxford dari tahun 1907 hingga 1910. Pada 1910 hingga 1914, ia bekerja sebagai arkeolog di British Museum.
Setelah pecahnya Perang Dunia I, ia menjadi sukarelawan untuk Angkatan Darat Inggris dan ditempatkan di unit intelijen Biro Arab di Mesir.
Pada bulan Desember 1913, sebuah telegram dari British Museum menugaskan Lawrence untuk bergabung dengan Kapten Stewart Newcombe dari Royal Engineers di Beer Sheva, yang saat itu merupakan bagian dari Palestina, untuk survei arkeologi selama enam minggu.
Pada awalnya ekspedisi itu bersifat arkeologis, yaitu survei situs-situs arkeologi di gurun utara Sinai dan selatan Negev. Ekspedisi arkeologi ini mendapat izin dari Turki namun terbatas pada area yang relatif kecil.
Tetapi seperti yang ditulis Lawrence kepada ibunya, tujuan sebenarnya adalah untuk memata-matai pertahanan Turki di Palestina Selatan, sekitar seratus mil dari Terusan Suez. Terusan Suez selalu menjadi prioritas utama Inggris karena menjadi jalur pelayaran kapal-kapal Inggris menuju India.
Pada waktu itu terdapat tanda-tanda bahwa Turki bersekutu dengan Jerman. Inggris ingin memastikan Terusan Suez aman dari gangguan Jerman dan Turki.
Pada masa itu, ada hubungan semi kausal antara arkeolog dan agen intelijen. Saat mensurvei situs arkeologi di negara asing, arkeolog dapat melaporkan apa pun yang menarik bagi militer yang mereka lihat.
Pada 1916 Lawrence melakukan perjalanan ke Mesopotamia dan ke Arab untuk misi intelijen dan dengan cepat terlibat dengan Pemberontakan Arab, mendukung perang kemerdekaan Arab melawan Kekaisaran Ottoman.
Lawrence bekerja erat dengan seorang pemimpin pemberontakan, Emir Faisal yang kemudian menjadi Raja Arab Saudi.
Setelah kekalahan Turki dan Jerman dalam Perang Dunia Pertama, terbentuklah negara-negara Arab modern.
Lawrence kemudian bergabung dengan Kantor Luar Negeri Inggris dan berteman baik dengan Raja Faisal dari Arab Saudi.
---
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!