Sedang heboh isu babi ngepet di Depok. Di Papua, tidak ada babi ngepet. Babi di sini malah digunakan buat membajak sawah. Seperti apa kisahnya?
Jika di Pulau Jawa dan Sumatera, para petani membajak sawah menggunakan sapi. Di Pegunungan Arfak, Papua Barat, lahan pertaniannya dibajak dengan menggunakan babi.
Bagi Suku Moile yang tinggal di Distrik Minyambow, Pegunungan Arfak, Papua Barat babi adalah kekayaan yang bernilai tinggi. Babi merupakan tabungan, sekaligus harta yang bisa menyelesaikan berbagai permasalahan adat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, babi juga digunakan untuk mengolah lahan. Babi yang digunakan membantu mengolah tanah, oleh Suku Moile disebut sebagai na temti. Artinya babi yang selalu mencungkil tanah.
Mengolah tanah dengan babi merupakan cara efektif dan efisien. Petani Suku Moile tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar orang mencangkul tanah dengan sekop.
Bagaimana cara membajak lahan dengan babi?
Caranya pagar kebun dibuka, lalu babi dibiarkan bebas berkeliaran masuk kebun untuk mengais-ais dan mencungkil tanah sedalam 10 hingga 30 cm. Babi-babi ini mencari cacing dan sisa-sisa panen yaitu ubi jalar, kacang tanah, kentang, wortel, dan singkong.
Waktu yang diperlukan dalam mengolah tanah tidak ditentukan. Semakin banyak babi yang masuk kebun maka pekerjaan mengolah tanah akan semakin cepat selesai.
Baca juga: Ini 2 Hewan Paling Berbahaya di Papua |
"Selain babi milik sendiri, babi milik petani lain juga dipersilakan masuk ke kebun. Mereka bebas untuk mencungkil kebun yang akan ditanam," ujar peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto.
Setelah lahan dianggap sudah bisa ditanami, maka pagar kebun ditutup, dan babi tidak boleh masuk lagi ke dalamnya. Jelas babi Papua lebih berguna dibandingkan babi ngepet.
Unik bukan?
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan