Hotel di Bali Masih Babak Belur, Jawa Sudah Mulai Bangkit

Setahun lebih pandemi virus Corona melanda dunia dan Indonesia. Industri hotel merupakan salah sektor yang paling terdampak Corona. Okupansi atau tingkat hunian merosot drastis bahkan di beberapa daerah sampai di bawah 10 persen. Bali merupakan daerah yang tingkat hunian hotelnya masih rendah.

"Bali masih 10 persen, karena Bali masih close (buat wisatawan asing), airportnya juga tutup," ujar COO Artotel Group Eduard Rudolf Pangkarego saat ditemui di Jakarta.

Meski tingkat hunian yang rendah, Artotel Bali masih bisa bertahan, tidak ada karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja.

"Ada satu yang dibanggakan di Bali itu, yakni culture mereka sendiri untuk tidak menyerah dan bertahan dengan apa yang kita punya," ujarnya.

Grup Artotel memiliki hotel di kawasan Sanur, dan Ubud, di Bali. Kemudian yang tengah dibangun adalah Huni Huna di nusa Penida.

Di daerah seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang, tingkat hunian kamarnya sudah mulai membaik. Semenjak Februari sudah mengalami kenaikan. Puncaknya saat ada ada liburan di bulan Maret dan April.

"Di Jakarta kalau weekend sudah 70 persen," timpal Director of Marketing Communications Artotel Group Yulia Maria.

Artotel merupakan operator hotel Indonesia yang mengintegrasikan 4 unit bisnis, Hotel (Stay), Food & Beverages (Dine), Event Management (Play), & Curated Merchandise (Shop).

Dengan mengusung konsep brand Gaya Hidup, Artotel menawarkan berbagai pilihan brand di industri hotel dari hotel bujet, butik, hingga hotel mewah untuk memenuhi kebutuhan akomodasi dari semua target market.

Brand Artotel itu adalah Bobotel, Artotel, Artotel Curated, Artotel Porfolio, Artotel Casa, Artotel Villa, dan Artotel Suites. Di bidang Food & Beverage, Artotel Group menyediakan jasa pengelolaan Restoran, Bar, dan Beach Club.

Video: PHRI Bali Bicara Akomodasi Ilegal di Balik Turunnya Tingkat Hunian Hotel

Video: PHRI Bali Bicara Akomodasi Ilegal di Balik Turunnya Tingkat Hunian Hotel