Direncanakan mulai ground breaking setelah Lebaran tahun ini, Bukit Algoritma di Cikidang akan menghadirkan sejumlah fasilitas canggih.
Rencana pembangunan Bukit Algoritma di Cikidang, Sukabumi ramai diperbincangkan publik. Proyek kawasan ekonomi khusus (KEK) itu digadang-gadang menjadi 'Silicon Valley'-nya Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung menjelaskan, rencananya pekerjaan mega proyek ini dimulai pada pertengahan Bulan Mei 2021 mendatang dengan nilai kontrak pengerjaan Rp 18 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, pihaknya akan mengerjakan proyek infrastruktur berupa jalan akses dan jalan kawasan, fasilitas transportasi modern dan antarmoda, pembangkit listrik, SPAM dan Reservoir, Landscaping dan Pematangan Lahan, Gedung Utama Kawasan, Gedung Semiconductor Science, Gedung Bio Technology Science, Gedung Nano Technology Science, Gedung Quantum Technology Science, Energy Storage Centre, Data Centre dan Gedung Research and Development BUMDES Centre.
![]() |
Dari sekian banyak fasilitas yang direncanakan, ada beberapa yang kabarnya akan dibuat lebih dulu. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bintang Raya Lokalestari (BRL), Dhanny Handoko, selaku pemilik lahan investasi Bukit Algoritma saat ditemui detikcom hari Senin kemarin di kantornya, Sukabumi (26/4/2021).
"Ada beberapa alternatif, lokasi pembangunan infra 4.0,neuroscience center dan plaza inovasi," tutur Dhanny.
Kondisi saat ini, Dhanny pribadi telah memiliki bangunan eksisting berupa Cikidang Plantation Resort yang kini tutup akibat pandemi COVID-19. Resort yang dahulu populer miliknya itu disebut akan dirombak lebih dulu menjadi sebuah hub untuk Bukit Algoritma.
"Ini basecamp awal, struktur 200 kamar. Peningkatan bangunan ini untuk awal," ujarnya.
![]() |
Selain Cikidang Plantation Resort yang akan disulap menjadi Plaza Inovasi atau hub awal, bangunan eksisting lain berupa Kampung Shaolin miliknya juga akan ikut dimanfaatkan.
Berjarak tak jauh dari Cikidang Plantation Resort, awalnya Kampung Shaolin disiapkan untuk menjadi rumah sekaligus atraksi wisata bertema Shaolin. Namun, rencana itu hanya menyisakan sebuah gedung bangunan luas tanpa fungsi kini.
"Ini (Kampung Shaolin) rencananya mau diganti Neuroscience Center," dia menjelaskan.
Selain itu, nantinya sejumlah jaringan canggih seperti fiber optic juga akan dipasang di atas lahan seluas 888 hektar itu demi Bukit Algoritma. Mungkin seiring dengan berjalannya waktu, progres itu bisa terlihat.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum