Bali sangat berharap pada kedatangan wisatawan asal Republik Rakyat Tiongkok (China) saat pembukaan pariwisata untuk turis asing pada Juli 2021 mendatang.
Alasannya, beberapa negara lain yang diharapkan turut menyumbang wisatawan mancanegara (wisman) mengalami kenaikan kasus COVID-19.
"Kelihatannya China masih bisa kita harapkan. Trennya banyak masih ada China itu. Kalau kita lihat dari segi kuantitatif, tahun-tahun sebelumnya kan China cukup besar menyumbangkan wisatawannya ke Bali," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) di DPRD Bali, Senin (10/5/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Cok Ace, sebenarnya ada empat negara yang diharapkan menyumbangkan wisatawan ke Bali pada skenario pertama pembukaan pariwisata Bali. Keempat negara itu yakni Timur Tengah, Belanda, Singapura dan China. Namun beberapa negara mengalami lonjakan kasus COVID-19.
"Negara-negara yang kita harapkan, tadinya kita berpikir India, soalnya Dubes-nya pernah bertemu langsung. Tapi sekarang kondisi India seperti ini. Kita berharap Singapura bahkan termasuk dalam Corridor Free COVID. Nah ternyata sekarang juga menghadapi masalah," terangnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan, China menjadi salah satu negara terbesar yang menyumbangkan wisatawan ke Bali. Pada 2019 wisatawan China ke Bali terbanyak kedua setelah Australia. Saat itu, turis China ke Bali sebanyak 1,1 juta lebih dan Australia mencapai 1,2 juta lebih dari total kunjungan yang mencapai 6,2 juta wisman.
Jika diperhatikan, dua negara ini menjadi penyumbang wisatawan terbesar dan jauh mengungguli negara lainnya. Negara di posisi ketiga yang menyumbangkan wisatawan ke Bali yakni India baru mencapai 374 ribu orang. Selanjutnya ada Inggris 287 ribu orang lebih dan Amerika Serikat 276 ribu orang lebih.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!