Setelah tutup selama 14 bulan, penerbangan menuju dan keluar Arab Saudi akan kembali dibuka. Tentunya, protokol kesehatan dan sejumlah aturan baru bakal diterapkan.
Datangnya musim panas menjadi momentum Arab Saudi untuk menerima kembali kunjungan wisatawan asing dan mengizinkan warga negaranya untuk bepergian ke luar negeri. Tepatnya mulai 17 Mei 2021, pesawat-pesawat diizinkan mengudara kembali.
Keputusan ini diambil seiring dengan vaksinasi COVID-19 yang sedang berjalan di sana. Dilansir dari Arab News, setidaknya 11,5 juta penduduk Arab Saudi telah menerima vaksin dan sekitar 400.000 orang dinyatakan pulih dari infeksi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan modal ini, agaknya Arab Saudi percaya diri untuk membuka kembali perjalanan internasional.
"Segera setelah kami mendengar bahwa Bahrain mengizinkan orang Saudi masuk tanpa perlu karantina, kami berlomba untuk memesan hotel dan tiket kami, tetapi mereka telah dipesan penuh untuk minggu pertama," kata Maha Al-Hussain, 34 tahun dari Riyadh.
"Saya dan keluarga saya beruntung bisa mengunjungi Jeddah sesekali, tapi kami bersama anak-anak dengan bebas berkeliaran dan berenang sepanjang hari, jadi semua orang bisa istirahat," ia melanjutkan.
Baca juga: Arab Saudi Perbolehkan Haji 1442 H |
Di sisi lain, untuk menarik kunjungan wisatawan asing, Arab Saudi meluncurkan kampanye dengan slogan "walahna alaikom" atau "kami merindukanmu".
Sementara status perjalanan ke 20 negara dalam daftar tetap berlaku, maskapai penerbangan siap beroperasi secara normal ke banyak kota di seluruh dunia, meskipun sejumlah negara membatasi kedatangan.
Beberapa negara anggota Uni Eropa memberlakukan kedatangan terbatas dari luar Uni Eripa, sementara yang lain mengizinkan pengunjung kembali tetapi dengan batasan.
Pada hari Jumat (14/5/2021) Duta Besar Yunani untuk Kerajaan Alexis Konstantoloulos mengumumkan bahwa Saudi yang ingin melakukan perjalanan ke Yunani dapat melakukannya dengan membawa hasil tes PCR negatif atau sertifikasi vaksinasi dan setelah melengkapi formulir lokasi penumpang.
"Selamat datang kembali teman-teman Saudi kami, Yunani menunggu Anda," tweetnya.
Syarat-syarat yang diminta negara Uni Eropa antara lain hasil tes PCR pra-perjalanan yang dilakukan tidak lebih dari 72-48 jam sebelum kedatangan, asuransi perjalanan, karantina selama lima hingga 10 hari pada saat kedatangan.
Sementara itu untuk Inggris, memerlukan isolasi diri pada saat kedatangan. Ini karena Arab Saudi masih masuk daftar negara yang diwaspadi. Daftar itu sendiri bakal direview setiap 3 minggu menurut pejabat Inggris.
Di sisi lain, sejumlah negara kunjungan favorit wisatawan Arab masih menangguhkan kunjungan wisatawan asing. Sebut saja Malaysia, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Australia, Rusia, Spanyol, Polandia, Vietnam, Republik Ceko dan Belgia yang menutup rapat pintunya untuk mengendalikan kasus COVID-19.
Tujuan lain yang dibidik masyarakat Arab Saudi adalah Indonesia, tepatnya Bali. Namun turis Arab enggan bila terlalu lama menjalani karantina.
"Kami awalnya berencana untuk bepergian ke Bali selama minggu pertama setelah larangan dicabut, tetapi ketika kami mendengar kami harus mengkarantina selama lima hari dan melakukan dua tes PCR, kami menyadari bahwa itu akan menghabiskan sebagian besar waktu liburan kami. Dan kami tidak ingin bersembunyi di kamar hotel kami," kata seorang direktur bernama Khoulad Yousef.
"Saya dan keluarga saya telah mencari tempat baru dan berbeda untuk dikunjungi selama beberapa hari. Sekarang dan ayah saya bersikeras bahwa kami melakukannya terutama karena kami semua divaksinasi," ujarnya.
"Kami menangguhkan Bali untuk saat ini dan menuju ke Maroko minggu depan, dan itu adalah pilihan yang mudah. Yang kami butuhkan hanyalah reservasi hotel yang sudah dikonfirmasi. Senang rasanya mengetahui bahwa kita bisa bepergian lagi. Mudah-mudahan, ini akan menjadi perjalanan yang luar biasa," ia berharap.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?