Tahun ini Seba Baduy dilakukan sangat sederhana akibat pandemi COVID-19. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana ada iring-iringan masyarakat adat yang berjalan mulai dari selatan Lebak menuju Rangkasbitung hingga ke Kota Serang agar bisa bertemu kepala daerah yang mereka sebut Abah Gede.
Tahun ini sebetulnya masuk ke penanggalan ritual Seba Gede. Biasanya ini terjadi tiga tahun sekali dan dari tanah adat mereka membawa hasil pertanian hingga perangkat memasak tradisional untuk diberikan ke Abah Gede atau kepala daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaro Saija selaku kepala desa khusus Baduy menceritakan bahwa Seba adalah kewajiban yang tidak bisa mereka tinggalkan. Sebelum pandemi, mereka biasa ditemui Abah Gede untuk menyampaikan pesan adat.
Tapi, sejak pandemi, seba pun dilakukan terbatas. Mereka hanya membawa 17 orang dari Baduy Luar dan 7 orang dari Baduy Dalam. Pesannya pun sederhana meskipun mereka tidak bertemu kepala daerah.
"Memang (pesan) baris kolot (tetua adat) supaya tertib, aman, uman, sejahtera baru subur makmur gemah ripah loh jenawi. Bukan hanya (untuk) masyarakat Baduy saja, Banten makmur aman tertib, itu saja tidak banyak permintaan," kata Saija saat ditemui di Museum Negeri Banten, Sabtu (22/5/2021).
Pesan ini akan disampaikan saat upacara resmi Seba dilakukan. Karena pandemi upacara adatnya dilakukan terbatas bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten pada sekitar pukul 19.00 WIB.
Disamping mendoakan agar Banten aman, subur dan makmur, masyarakat Baduy juga mendoakan agar Corona segera sirna. Pandemi katanya membuat semua orang kesulitan.
"Corona supaya ilang. Amun terus-terusan Corona bae, kering, sagala-gala eweuh (kalau Corona terus-terusan, susah segalanya," pungkasnya.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol