Papua memiliki dua jenis burung kakatua. Pertama yaitu kakatua raja (probosciger aterrimus) disebut juga kakatua hitam, jenis berikutnya adalah kakatua putih (cacatua galerita).
Kakatua hitam berukuran besar dengan bercak pipi merah, paruh besar dan jambul tinggi. Pada saat terbang, sayap kakatua ini membulat dan cara terbang khas.
Kakatua putih bertubuh sangat besar dengan jambul bagian atas kuning tegak. Saat terbang bagian bawah sayap dan ekor terlihat kuning.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Habitat burung kakatua adalah hutan hujan tropis. Berada di dataran rendah, habitat mereka sampai di ketinggian 1400 MDPL.
Keluarga kecil kakatua sering terlihat berkelompok, tiga atau empat burung terbang di atas hutan. Biasanya mereka memiliki satu seri kepakan sayap diselingi dengan melayang.
Kebiasaan burung kakatua adalah bersuara ribut dan jeritan suara yang paling keras bisa terdengar dari jauh.
Baca juga: Di Papua, Teleponan pun Harus Mendaki Bukit |
Burung kakatua memakan bermacam buah, biji dan tunas. Burung kakatua memiliki paruh besar yang cocok untuk memecahkan biji-bijian dan buah pandan.
Kakatua betina bertelur di sarang dalam lubang alami pohon mati atau hidup. Biasanya kakatua betina memiliki telur dua butir berwarna putih.
Burung kakatua juga kadang mendatangi kebun warga. Mereka biasa mencari jagung dan tanaman buah lainnya.
Musuh utama burung kakatua adalah manusia, burung kakatua banyak diburu dan diperdagangkan dalam sangkar. Selain itu, habitat hutan terganggu oleh pembukaan lahan dan pembalakan liar adalah ancamannya.
Selain di Papua, burung kakatua ini juga dijumpai di Papua Nugini dan Cape Cork, Australia.
***
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?