Lebih dari 20 kuda mati karena kelaparan hanya dalam tempo satu bulan di destinasi wisata paling populer di Bangladesh. Kuda-kuda itu kelaparan karena pemilik boncos akibat pandemi virus Corona.
Negara Asia Selatan berpenduduk 168 juta orang itu tengah berjuang melawan gelombang baru infeksi virus Corona. Untuk memutus rantai penularan Covid-19, Bangladesh menerapkan lockdown atau penguncian nasional lagi.
Saat lockdown, tidak ada turis yang datang, termasuk ke pantai Cox's Bazar, yang merupakan salah satu pantai terpanjang di dunia dan paling populer dalam deretan destinasi wisata Bangladesh. Kuda-kuda yang biasa mengantar wisatawan pun masuk kandang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanpa pendapatan, kantong pemilik kuda pun kosong. Alih-alih membeli makanan kuda, untuk memenuhi biaya hidup harian keluarga pun sulit.
"Begitu virus Corona menyerang, jumlah turis turun tajam," kata Farida Begum, juru bicara Asosiasi Pemilik Kuda Cox Bazar, kepada AFP, Senin (31/5/2021).
"Kami berjuang untuk memenuhi kebutuhan. Bagaimana kami bisa memberi makan kuda?" dia menambahkan.
Baca juga: Lagi-lagi, Korban Tewas Diserang Hiu |
Ini periode kedua para pemilik kuda wisata di pantai tersebut kehilangan turis. Turis sempat kembali ke kawasan itu dari Desember hingga Februari ketika jumlah kasus infeksi virus Corona melambat, namun kunjungan mengering saat lockdown kembali diterapkan mulai 14 April.
Nah, sejak pertengahan April itu, setidaknya 21 dari 90 kuda wisata di pantai itu mati selama sebulan terakhir. Kuda-kuda lain yang masih hidup kondisinya tidak baik-baik saja. Kuda-kuda itu kurus kering.
Selama Bangladesh lockdown tahun lalu, 41 kuda, termasuk delapan milik Begum, mati.
Beberapa pemilik telah membebaskan kudanya. Para pemilik kuda itu berharap kuda-kuda tersebut mampu bertahan hidup dengan memakan rumput liar atau mencari makanan lainnya.
![]() |
Pemilik kuda telah berjuang untuk memberi makan keluarga mereka sendiri. Misalnya, mengambil pinjaman dari pemberi pinjaman mikro. Tapi, itu dianggap bukan solusi pas.
"Pejabat pemberi pinjaman mikro datang ke rumah saya setiap pekan dan mendesak saya untuk membayar kembali pinjaman tersebut dengan mencicil. Tetapi, kalau tidak ada turis masuk di pantai Cox's Bazar, saya tidak dapat membayar pinjaman itu," kata Begum.
Sampai saat ini, dia telah meminjam 100.000 taka atau sekitar Rp 16 juta.
Sejatinya, para pemilik kuda mendapatkan bantuan dari pemerintah. Nilainya, 2.000 taka atau Rp 340 ribu per hari untuk satu ekor kuda. Tapi, itu tidak cukup untuk biaya makan kuda per hari.
Pemerintah menyebut telah menyerahkan 146 karung gabah dan 20 kaleng molase sejak 9 Mei.
Bangladesh telah mencatat hampir 800.000 infeksi virus Corona dan lebih dari 12.300 kematian sejak awal pandemi Covid-19. Tetapi, para ahli mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.
Lebih dari enam persen populasi telah menerima dosis vaksin Covid-19 pertama.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum